Masyarakat di Austria merayakan Halloween selama periode 30 Oktober hingga 8 November, dengan sebutan Seleenwoche atau pekan arwah. Di hari suci itu umat Katolik menghadiri pelayanan di gereja sebagai bentuk penghormatan terhadap kesucian, serta orang yang telah meninggal dengan berpegang teguh pada kepercayaan Katolik.
Masyarakat
Di Italia, masyarakat setempat membuat kue berbentuk kacang. Kue ini pun disebut Beans of the Dead. Di bagian Selatan Italia, sejumlah keluarga mempersiapkan acara keagamaan khusus untuk para arwah yang datang di hari suci. Mereka menata makanan di atas meja. Selanjutnya mereka pergi ke gereja untuk beribadah demi arwah-arwah yang telah meninggal.
Mereka menetap di gereja seharian, dan meninggalkan rumah dalam keadaan terbuka agar jiwa masuk dan menikmati acara keagamaan. Ketika mereka pulang dan mendapatkan sajian mereka tidak dimakan, artinya semangat tidak disetujui di rumah mereka dan kejahatan akan mengintai mereka sepanjang tahun.
Labu merupakan simbol Halloween secara universal. Buah ini menjadi aksesori wajib selain makhluk angkasa luar, tukang sihir, kelelawar, burung hantu, burung gagak, burung bangkai, rumah hantu, kucing hitam, laba-laba, mumi, tengkorak, sampai manusia srigala. Namun, labu menghiasi perayaan secara dominan, mulai dari aksesori pelengkap seperti bentuk wajah yang menyeramkan dengan nama Jak-o-lantern, hingga menu makanan. hidangan berbahan dasar labu pun lekat dengan tradisi Hallowen.
Labu, yang merupakan hasil panen musim gugur di belahan bumi beriklim sejuk dijadikan simbol Halloween di seluruh penjuru dunia, dan diukir membentuk wajah "menyeramkan" Agar kelihatan lebih seram, lentera Jack-o-lantern biasanya diletakkan di tempat gelap, karena di dalam labu diletakkan lilin menyala atau lampu. Di Amerika Serikat, lentera Jack-o-lantern sering diletakkan di depan pintu masuk rumah sesudah hari mulai gelap. Tradisi membuat lentera Jack o'lantern berasal dari Amerika Utara yang banyak menghasilkan labu berukuran besar yang mudah diukir.
Cerita soal Jack-o-lantern ini konon diambil dari seorang pemabuk bernama Jack yang mengalami nasib malang saat bertemu setan di sebuah pub. Jack minum terlalu banyak dan membuatnya jatuh ke tangah setan. Ia menawarkan jiwanya pada setan untuk ditukarkan dengan sebuah minuman terakhir. Setan membalikkan diri untuk membayar ke bartender, namun Jack dengan cepat mengantongi ke dalam dompet. Karena Jack memiliki salib perak di dompetnya, setan tidak bisa merubah dirinya kembali. Jack tidak mau membiarkan setan pergi hingga ia berjanji untuk tidak menuntut jiwa Jack selama 10 tahun.
Singkat cerita, ketika Jack meninggal beberapa tahun kemudian, dia tidak diizinkan untuk memasuki surga karena kehidupannya yang selalu dihabiskan untuk meminum dan menipu. Ketika ia mengajukan diri untuk masuk neraka, setan berbalik arah karena dia telah menyetujui untuk tidak mengambil jiwa Jack. ”Tapi saya bisa pergi ke mana?,” tanya Jack. “Tapi, dari mana kamu datang?,” balik Setan.
Jalan kembali telah berangin dan gelap. Jack memohon pada setan untuk menyediakan cahaya untuk mendapatkan jalan. Setan, dengan bahasa tubuhnya, melemparkan batubara hidup dari api neraka ke arah Jack. Sejak itu, Jack ditakdirkan untuk berkelana di kegelapan dengan lenteranya hingga “Hari Pengadilan”. Lentera Jack, dan selanjutnya terkenal dengan sebutan Jack-o-Lantern selanjutnya dikenal sebagai simbol jiwa yang tidak berguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar