Bertekad menjadi pusat perdagangan dan pelayanan jasa yang nyaman, maju, sejahtera, dan berbudaya
Sebuah visi jangka panjang guna mengantarkan Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara sebagai kota modern telah ditetapkan. Kota budaya yang produktif dan nyaman, melalui optimalisasi sumberdaya lokal secara profesional dan amanah, menuju masyarakat sejahtera, bermartabat, dan religius. Begitulah gambaran umum mengenai Bau Bau masa depan. Sebuah paradigma yang diyakini akan membuat Kota Bau-Bau makin berkembang di kemudian hari.
Guna mewujudkan visi tersebut, berbagai langkah dilakukan. Di bidang ekonomi, ditekankan optimalisasi sumberdaya lokal, yakni dengan pengelolaan sesuai kapasitas, sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya budaya, sumberdaya buatan/teknologi, dan sumber-sumber penerimaan daerah. Hal ini dimaksudkan untuk memantapkan peran dan posisi Kota Bau-Bau sebagai simpul perdagangan dan pelayanan jasa yang berorientasi pada produktivitas.
Terbukti, perekonomian Bau-Bau selama beberapa tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang dinamis. Selama kurun waktu 2006-2007, nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku meningkat dari Rp1.058,54 miliar pada tahun 2006 menjadi Rp1.254,49 miliar pada tahun 2007 atau naik sebesar Rp195,95 miliar. Sementara nilai PDRB adalah sebesar Rp586,32 miliar pada tahun 2007 atau naik sebesar Rp42,49 miliar dibandingkan tahun 2006 yang hanya mencapai Rp543,83 miliar.
Menurut Walikota Bau-Bau, Drs MZ Amirul Tamim, M.Si, dilihat berdasarkan laju pertumbuhannya, selama kurun waktu 2006-2007 masing-masing tumbuh sebesar 7,35 persen dan 7,8 persen. Angka tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 5,50 persen dan 6,30 persen dalam kurun waktu yang sama.
Secara sektoral, tingginya laju pertumbuhan ekonomi Kota Bau-Bau selama periode ini tidak terlepas dari kinerja sektor-sektor pembentukannya yang mengalami pertumbuhan positif, kecuali sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami kontraksi sebesar 7,89
persen. Sektor listrik, gas, dan air bersih tercatat sebagai yang paling tinggi mengalami peningkatan pada tahun 2007 dengan laju pertumbuhan sebesar 44,63 persen atau meningkat 35,29 persen dibandingkan tahun 2006.
Seiring dengan meningkatnya pembangunan fisik, seperti rumah toko (ruko), menempatkan sektor konstruksi/bangunan sebagai sektor kedua yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun 2007 dengan laju pertumbuhan sebesar 12,25 persen atau meningkat 2,51 persen dibandingkan tahun 2006. Selanjutnya, meskipun pada tahun 2007 laju pertumbuhan sektor keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan mengalami penurunan sebesar 13,54 persen dibandingkan tahun 2006, akan tetapi secara umum laju pertumbuhan sektor tersebut cukup tinggi, yaitu mencapai 9,25 persen.
"Tingginya laju pertumbuhan sektor ini adalah tidak terlepas dari makin berkembangnya sub-sektor keuangan dan lembaga keuangan lainnya. Salah satunya adalah beroperasinya bank berskala nasional seperti Bank Muamalat, Panin Bank, dan Bank Mandiri di Kota Bau-Bau,” kata Amirul. Hanya saja, tambah Amirul, meskipun angka-angka indikator makro ekonomi dan sosial yang telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, namun ditahun 2009 perlu mewaspadai ketidakpastian dinamika ekonomi global yang tentunya juga akan berimbas pada dinamika perkembangan ekonomi daerah.
Di sisi lain, lanjut Amirul, Bau-Bau lahir sebagai lokomotif pembanguan perekonomian, khususnya perdagangan dan jasa bagi kabupaten-kabupaten maupun pulau-pulau sekitar. Bahkan, Bau-Bau yang berada di posisi strategis di lintas antara kawasan barat dan timur, daya layanannya dalam penyaluran berbagai kebutuhan sampai ke Maluku, Sulawesi Tengah, bahkan ke Papua.
Pelabuhan Bau-Bau selama ini berperan sebagai simpul dalam jaringan transportasi nasional, terutama bagi armada penumpang milik PT Pelni (Persero). Bau-Bau menjadi pelabuhan transit dalam pelayaran dari kawasan barat ke kawasan timur dan sebaliknya, dan frekuensi kunjungan kapal ke Bau-Bau jauh lebih padat dibanding pelabuhan lainnya di Sultra. Pelabuhan Bau-Bau pun sangat berpotensi menjadi pintu gerbang ekonomi Sultra di masa depan.
Begitu pula dengan Lapangan Terbang Betoambari, Bau-Bau, yang memiliki peran strategis dalam lalu lintas perekonomian Bau-Bau maupun kawasan sekitarnya. Amirul Tamim sangat yakin, lapangan terbang ini layak dikembangkan menjadi lapangan terbang komersial maupun untuk kepentingan pertahanan dan keamanan.
Perekonomian daerah ini terus berkembang dan menciptakan lapangan kerja sebagai sumber kesejahteraan bagi penduduknya. Banyak potensi maupun kekayaan alam yang kini sudah dikelola secara profesional dalam rangka memanfaatkan peluang di era otonomi daerah. Inilah modal awal bagi Bau-Bau untuk menjadi kota dagang dan pariwisata di kawasan timur Indonesia, di masa mendatang.
***
WAWANCARA
WALI KOTA BAU BAU
DRS MZ AMIRUL TAMIM, M.SI
”SEKTOR RIIL HARUS TERUS BERKEMBANG”
Sejak Oktober 2001, Kota Bau-Bau telah berdiri sendiri sebagai kota otonom, terpisah dari induknya Kabupaten Buton. MZ Amirul Tamim, yang terpilih sebagai wali kota pertama setelah Bau-Bau menjadi kota otonom, melakukan berbagai terobosan baru dalam kebijakannya guna mengembangkan perekenomian Bau-Bau, khususnya di bidang jasa dan perdagangan.
Secara geografis, Bau-Bau diuntungkan dengan letaknya yang strategis. Di masa lalu, kota ini juga memiliki peran yang strategis di berbagai sektor kehidupan, khususnya bagi daerah-daerah di sekitarnya. Untuk mengoptimalnya pembangunan perekonomian, Amirul mengatakan, sentuhan kebijakan tidak hanya berskala lokal, tapi juga harus membaca bagaimana layanan Bau-Bau dan kondisi daerah di sekitarnya. Berikut wawancara lengkapnya:
Apa prioritas Anda dalam merancang kebijakan di bidang perekonomian?
Yang diprioritaskan adalah bagaimana mengoptimalkan sumber daya alam yang ada. Maka diperlukan pembangunan infrastruktur yang memberikan kemudahan dan aksebilitas dalam perekonomian masayrakat. Memberikan kemudahan dan minimalkan risiko biaya kepada masaryakat, sehingga mereka punya daya saing. Apalagi, Bau-Bau memiliki peran strategis dan memberikan layanan, pintu masuk bagi 4-5 kabupaten di sekitarnya. Itu yang harus dihitung juga. Sehingga daya layanan kota kita juga memberikan layanan besar tidak hanya terhadap warga Bau-Bau, tapi juga masyarakat di sekitar Kota Bau-Bau.
Apa persoalan yang dihadapi di bidang infrastruktur?
Lapangan udara dan pelabuhan di Bau-Bau masih terbatas. Padahal, dalam setaun, sekitar 7.000 kapal mampir di Bau-Bau. Lapangan terbang baru panjangnya 1.500 meter, dari konsep awal 2.200 meter. pembangunannya masih banyak yang dibiayai dari APBD sendiri. Itulah persoalan yang terjadi dan dirasakan.
Antisipasinya?
Memberikan dispensasi terhadap beberapa pungutan. Tentu ada yang di luar kapasitas kita. Memperbesarkan pelabuhan daerah, termasuk jalan negara yang harusnya dibiayai negara, tapi karena jadi urat nadi, kita tidak menunggu anggaran dari pusat. Terpaksa kami biayai sendiri dari APBD. Karena ketika kita tunggu, bebannya akan dipikul oleh masyarakat dan mempengaruhi harga-harga. Terpaksa kita kerjakan lewat APBD, agar perekenomian punya daya saing.
Selama ini, sektor apa saja yang berkembang di Bau-Bau?
Kita adalah kota jasa dan perdagangan. Dari sejarahnya Bau-Bau punya peran masa lalu yang merupakan daerah lintas yang dekat dengan Maluku. Dari posisi geografis sangat strategis, sehingga Bau-bau dengan beberapa kebijakan yang tidak hanya lokal, tapi juga kebijakan secara nasional, dengan melihat posisi strategis dan peran, serta potensi yang ada, sehingga bau-bau menjadi motor penggerak untuk kawasan sekitarnya.
Secara potensi, yang bergerak memang perikanan. Kalau dilihat dari potensi pertambangan, di sekitar kita ada aspal, nikel, mangan, besi, sementara survei minyak. Tentu mencermati potensi daerah belakang, sebagai outlet-nya kawasan ini adalah bagaimana menjadi daerah kota yang bisa mendukung pemanfaatan potensi daerah di sekitarnya. Kalau hanya berpikir mau membangun Bau-Bau, bisa salah. Jadi, perencanaan kota Bau-Bau didasarkan pada potensi yang dimiliki, melihat peran Bau-Bau yang bisa dioptimalkan, serta berdasarkan kebutuhan dan layanan terhadap daerah sekitarnya.
Apakah Anda juga membuka ruang investasi dari luar?
Kami welcome untuk investasi. Silakan, kemudahan apa yang diharapkan dari kami, tentu dengan kapasitas dan batas kewenangan yang kami miliki. Sebagai bagian dari sistem, kalau terkait dengan kapasitas daerah, kami memberikan kemudahan sesuai dengan yang diharapkan. Tentu, jangan sampai merusak tatanan yang ada. Kita akan kaji dulu kemudahan apa yang diinginkan.
Bagaimana dengan kebijakan maupun proyeksi perekonomian di tahun ini?
Pertama, kita meyakinkan semua komponen masyarakat dan pelaku ekonomi, bahwa pemerintah kita kuat. Tak perlu pesimis dengan kondisi dan gejolak ekonomi. Tim ekonomi pemerintah kita kuat untuk mengawal kondisi masyarakat. Kedua, sektor riil harus tetap kita jaga. Tentu banyak terkait dengan prosedur, mekanisme, serta kebijakan yang menjadi rujukan kita dalam mengambil langkah. Perlu ada kebijakan yang harus direvisi supaya memudahkan daerah untuk mengambil kebijakan yang lebih baik.
Ketiga, kita tetap memberikan kebijakan terhadap yang sifatnya padat karya. Memberikan peluang pada masyarakat untuk melakukan aktivitas. Yang harus kita jaga adalah bagaimana masyarakat yang punya sandaran hidupnya dari upah harian. Harus diingat, masyarakat yang punya sandaran hidup seperti ini tidak sedikit. Kalau kita putus, dampaknya besar, dengan indikasi tingkat kriminalitas yang mulai naik. Jadi, harus ada kebijakan yang arif.
Apa target pertumbuhan ekonomi atau pendapatan daerah?
Menjaga saja apa yang sudah ada. Kita tidak mau mengambil risiko di tengah kondisi perekonomian yang secara global masih krisis. Strategi kita menjaga saja. Yang penting stabil. Sebagaimana pesan Presiden, hindari PHK, kembangkan sektor riil, jaga stabilitas harga, pertahankan daya beli masyarakat, mengentaskan kemiskinan dengan mendukung program PNBM Mandiri, melakukan kebijakan di bidang pangan dan energi, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Saya pikir, jika antara keibijakan pusat dan daerah sinkron, bisa running. Persoalan yang sering terjadi, lain pusat, lain daerah. Padahal daerah aplikasinya.
Apakah kondisi krisis global juga berpengaruh bagi perekonomian Bau-Bau?
Pengaruhnya pada psikologis saja. Ekonomi tetap saja bergerak, dengan tingkat pertumbuhan yang cukup mengembirakan, sekitar 7,83%. Namun, yang perlu ditekankan, bagaimana pemerintah pusat memberikan perhatian terhadap daerah yang punya kemampuan atau posisi yang bisa menggerakkan kawasan. Bau-Bau, misalnya. Ketika Bau-Bau disentuh, maka dampaknya tak hanya dirasakan Bau-Bau, tapi juga daerah lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar