Maluku dicanangkan sebagai lumbung ikan Indonesia dan sekaligus sebagai tujuan wisata Indonesia.
Setelah sukses menggelar event Sail Bunaken pada 2009 lalu, pemerintah bekerja sama dengan instansi terkait kembali menyelenggarakan acara serupa, dengan tajuk Sail Banda 2010. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian Timur, khususnya Maluku, dengan mempromosikan kekayaan alam dan kebudayaan yang dimiliki guna menarik wisatawan.
“Banyak manfaat yang didapat dari penyelenggaraan Sail Bunaken lalu. Kita ingin melanjutkan keberhasilan itu melalui Sail Banda 2010,” kata Menko Kesra HR Agung Laksono yang juga sebagai Ketua Pengarah Sail Banda 2010. secara umum, lanjutnya, kegiatan Sail Banda 2010 dititikberatkan pada upaya mengembangkan kekayaan laut demi kesejahteraan rakyat.
Acara yang akan digelar mulai 27 Juli sampai 8 Agustus 2010 ini memiliki sejumlah agenda utama yang sebagian besar berupa kegiatan kelautan. Kegiatan olahraga bahari, festival budaya, dan aktivitas wisata seperti Yacht Rally and Race, Kerjurnas Olahraga Perairan dan game fishing, internasional diving tournament, Internasional Conference on Small Island, Konferensi Kerjasama Indonesia-Australia, Seafood and Fish Product Expo, Lintas Nusantara Remaja Bahari, hingga Operasi Bhakti Surya Baskara Jaya merupakan acara yang dapat dinikmati selama Sail Banda digelar.
Selain itu, kegiatan penghijauan, seperti penanaman mangrove, kampanye mitigasi, dan peringatan kemerdekaan di pulau terluar juga ada dalam agenda Sail Banda. “Kami juga akan mencanangkan kegiatan bersih-bersih laut dan pantai dari sampah, bakti sosial, pemberian bantuan, pelayanan kesehatan,” kata Agung Laksono.
Kegiatan internasional yang melibatkan Kementerian dan instansi terkait ini antara lain bertujuan untuk menggugah dunia bahwa Indonesia sebagai negara maritim yang potensial dan memiliki kekayaan laut serta keberanekaragaman kebudayaan. “Juga, sekaligus menunjukkan ke dunia internasional bahwa Maluku saat ini kondisinya sudah aman. Aman untuk investasi maupun aman untuk berwisata,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, yang juga menggagas acara ini.
Dengan tema utama “Small Island For Our Future“ yang berarti pulau-pulau kecil untuk masa depan kita, Sail Banda 2010 mengemban misi menyelamatkan dan mengangkat keberadaan pulau-pulau sekitar di mata dunia. Apalagi, Maluku, sebagai lokasi kegiatan, merupakan provinsi yang struktur geografisnya didominasi oleh pulau-pulau kecil sekaligus sebagai wilayah yang sangat terancam dengan isu perubahan iklim.
Lebih dari itu, lanjut Fadel, Sail Banda 2010 anak mencanangkan Maluku sebagai lumbung ikan Indonesia dan sekaligus sebagai tujuan wisata Indonesia. “Maluku memiliki kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa. Kami berharap Maluku menjadi pintu gerbang bagian Timur dan menjadi trigger bagi kawasan sekitarnya,” tuturnya. Apalagi, lanjutnya, Indonesia, terutama kawasan timur siap dieksplorasi dan diolah demi sebesar-besarnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Sementara itu, Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, menyatakan kesiapan daerahnya dalam menyongsong gelaran internasional tersebut. Infrastruktur, seperti hotel, pelabuhan, bandar udara, jalan, dan lain-lain, menurutnya, sudah hampir rampung. “Kami perkirakan semua ini sudah siap sebelum Juli 2010,” katanya dengan penuh keyakinan.
Gelaran ini diharapkan dapat mendorong investasi swasta dan pemerintah di Maluku, mempromisikan Maluku dimata nasional dan dunia sebagai destinasi wisat kelas dunia, dan menjadikan Maluku sebagai pintu gerbang timur Indonesia. Di samping itu, event ini diharapkan dapat mengembangkan potensi kelautan dan perikanan Maluku untuk kesejahteraan rakyat. Jika event seperti ini dilakukan secara rutin, tidak mustahil sampai tahun 2025 cita-cita menjadi Negara kepulauan yang kuat dapat tercapai. *
Maluku Bersiap Diri Songsong Sail Banda 2010
Tak hanya menjadi lumbung ikan dan tujuan wisata Indonesia, Maluku menjadi pintu gerbang Indonesia Timur
Mengulang keberhasilan Sail Bunaken pada 2009 lalu, pemerintah kembali menggelar acara serupa di Maluku yang diberi nama Sail Banda 2010. acara yang bernuansa pembangunan bidang kelautan dan pembangunan masyarakat pesisir ini rencananya akan digelar pada 27 Juli hingga 8 Agustus 2010, dengan tema Small Island for Our Future.
Secara umum, lanjutnya, kegiatan Sail Banda 2010 dititikberatkan pada upaya mengembangkan kekayaan laut demi kesejahteraan rakyat. Dalam penyelenggaraannya, Sail Banda 2010 memiliki sekitar 14 agenda utama yang sebagian besar berupa kegiatan kelautan. Kegiatan olahraga bahari, festival budaya, dan aktivitas wisata seperti Yacht Rally and Race, Kerjurnas Olahraga Perairan dan game fishing, internasional diving tournament, Internasional Conference on Small Island, Konferensi Kerjasama Indonesia-Australia, Seafood and Fish Product Expo, Lintas Nusantara Remaja Bahari, hingga Operasi Bhakti Surya Baskara Jaya merupakan acara yang dapat dinikmati selama Sail Banda digelar.
“Sail Banda akan diisi tujuh konferensi nasional dan internasional,” kata Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu. Konferensi dimaksud, di antaranya Pertemuan Tingkat Menteri Coral Triangle Initiative (CTI), Konferensi Internasional tentang Sagu dan Rempah-Rempah, Pertemuan Angkatan Laut Regional, dan Konferensi Internasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan. Empat kapal riset dijadwalkan hadir di Ambon pada puncak Sail Banda, yaitu Kapal Riset Baruna Jaya VIII-LIPI, Kapal Riset NOAA-AS Okeanos Explorer, dan Kapal Riset ATSEF.
Kegiatan yang tak kalah pentingnya ada program kemanusiaan meliputi , bakti sosial, pemberian bantuan, pelayanan kesehatan, pelatihan, serta pembangunan infrastruktur bertajuk Operasi Bhakti Surya Baskara. Sasarannya adalah pulau-pulau terpencil dengan melibatkan kapal-kapal rumah sakit dan TNI-AL, AL Australia, AL Singapura, AL Malaysia, AL Selandia Baru, dan AL Amerika Serikat. TNI AL akan mengerahkan kapal rumah sakit KRI Dr. Suharso-990, yang didukung para dokter, tenaga medis, dan penyuluh.
Direncanakan, pusat kegiatan Sail Banda akan ditempatkan di sejumlah titik, mulai dari Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, Kota Ambon, hingga Tiakur, ibukota Kabupaten Maluku Barat Daya. Guna menyukseskan acara tersebut, Karel yang dalam panitia nasional Sail Banda menjadi Wakil Ketua itu menjalin koordinasi dengan berbagai instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah.
Untuk itu, pihaknya membentuk panitia penyelenggara Sail Banda 2010, dengan ketua Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan dibantu Wali Kota Ambon, Jopi Papilaja, Bupati Maluku Tengah, Abdullah Tuasikal, Penjabat Bupati MBD, Frangky Rejaan dan Wakil dari Kementerian/Lembaga terkait. Ia pun berkoordinasi dengan instansi terkait di daerah, seperti kepolisian, tokoh masyarakat, dan pejabat berwenang lainnya.
Oleh karena itu, Karel menyatakan kesiapan daerahnya dalam menyongsong gelaran internasional tersebut. Infrastruktur, seperti hotel, pelabuhan, bandar udara, jalan, dan lain-lain, menurutnya, sudah hampir rampung. “Kami perkirakan semua ini sudah siap sebelum Juli 2010,” katanya dengan penuh keyakinan.
Kegiatan internasional ini antara lain bertujuan untuk menggugah dunia bahwa Indonesia sebagai negara maritim yang potensial dan memiliki kekayaan laut serta keberanekaragaman kebudayaan. “Juga, sekaligus menunjukkan ke dunia internasional bahwa Maluku saat ini kondisinya sudah aman. Aman untuk investasi maupun aman untuk berwisata,” kata Karel.
Gelaran ini diharapkan dapat mendorong investasi swasta dan pemerintah di Maluku, mempromisikan Maluku d imata nasional dan dunia sebagai destinasi wisat kelas dunia, dan menjadikan Maluku sebagai pintu gerbang timur Indonesia. Di samping itu, event ini diharapkan dapat mengembangkan potensi kelautan dan perikanan Maluku dan menjadikannya sebagai lumbung ikan nasional. Maluku, lanjut Karel, siap dieksplorasi dan diolah demi sebesar-besarnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Boks
Wawancara Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu
“Mari Sukseskan Sail Banda 2010”
Sebagai Negara Kepulauan, Indonesia tak bisa menafikan keberadaan sejumlah provinsi kepulauan yang kaya sumberdaya alam, termasuk Maluku. Karena itu, sudah sewajarnya pemerintah menduniakan dan memuliakan kembali laut sebagai kejayaan masyarakat sekitar, bangsa, dan negara. Dengan event Sail Banda 2010, pemerintah mengangkat Maluku sebagai pintu gerbang Indonesia Timur.
Gagasan ini bukan tanpa alasan. Maluku kaya dengan potensi sumberdaya alam. Dari sisi geografis, Maluku dekat sekali dengan negara Asia Tenggara, seperti Jepang, Australia, Malaysia, dan sebagainya. Dengan demikian, menurut Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, Sail Banda jadi titik tolak kebangkitan kembali potensi laut Maluku. Selain itu, lanjutnya, kondisi Maluku yang sudah aman diharapkan investasi bisa masuk. “Kalau dikelola dengan baik, jadi investasi bagi bangsa dan negara, juga Maluku sendiri,” katanya. Berikut wawancara lengkapnya:
Bisa dijelaskan kondisi obyektif Maluku saat ini?
Maluku sekarang sudah aman. Sarana dan prasarana sudah terbangun. Hal ini didukung oleh potensi sumberdaya alam yang kaya. Sekarang sudah ditemukan ladang gas terbesar, lebih besar dari Tangguh, sehingga bisa mendapatkan cadangan yang lebih besar. Dengan demikian kita harapkan investasi bisa masuk. Kita bisa meningkatkan kesejahteraan, membuka lapangan pekerjaan.
Sektor apa saja yang menjadi andalan Maluku?
Sektor perikanan begitu potensial. Maluku terdiri 93% lautan, sementara 6,3% daratan. Kita memerikan kontribusi perikanan nasional sebesar 32%. Karena itu, tak hanya mencanangkan sebagai tujuan wisata baru, Maluku dapat menjadi lumbung ikan nasional. Itulah tujuan, kenapa Sail Banda 2010 dilaksanakan.
Selain itu, sektor pertanian, perkebunan, dan pariwisata juga tak kalah menarik. Kita punya laut yang begitu indah, bawah laut yang terjaga dengan baik, juga pulau-pulau yang masih asri dan tak berpenghuni. Inilah aset wisata yang bisa kita kembangkan. Apalagi, infrastruktur sudah dibangun dengan baik, ada bandara internasional, pelabuhan, jalan, hotel dan penginapan.
Bagaimana persiapan Maluku dalam menggelar Sail Banda 2010?
Persiapannya lebih kepada meningkatkan koordinasi antara panitia pusat dan daerah. Kita terus lakukan koordinasi dengan instansi terkait. Keamanan sudah terkendali. Hanya saja, listrik yang jadi masalah. Namun, pusat sudah ada komitmen untuk mengatasinya sebelum Juli.
Event ini melibatkan berapa negara?
Delapan kepala negara akan hadir di Banda, karena bertepatan dengan Konferensi Indonesia-Australia dalam rangka kerja sama perbatasan. Sampai sekarang, untuk peserta Sail Banda, hampir 20 negara yang sudah mendaftarkan diri. Sudah terdaftar 150 kapal yang ikut sama-sama, dilepas dari Darwin, Australia, dengan rute Banda-Ambon.
Bagi Maluku, apa yang bisa didapatkan dari gelaran ini?
Mengangkat kembali Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar dunia. Kita berharap, melalui Sail Banda, kita bisa menyelamatkan pulau-pulau dari ancaman perubahan cuaca dan pemanasan global. Sebab, laut juga media yang sangat potensial untuk menyerap oksigen dan pembuangan emisi. Jadi laut harus dijaga supaya tidak rusak. Menjaga bawah laut, terumbu karang, dia bisa menyerap emisi.
Laut masa depan dunia, bangsa, dan negara. Di dalam laut terkandung semua sumberdaya alam yang baru ditemukan seiring teknologi maju. Ada potensi pangan besar melalui ikan. Jangan sampai rusak, hilang, dan berakibat pada kehidupan kita. Jadi, dengan Sail Banda, negara-negara coral triangle bisa bekerja sama untuk menyelamatkan pulau-pualu kecil kita untuk kesejahteraan masyarakat sekitar dan dunia di masa mendatang.
Apa harapan Anda dengan penyelenggaraan event ini?
Atas nama Pemerintah Daerah Provinsi Maluku, saya mengajak kita semua, seluruh elemen masyarakat Maluku untuk sama-sama kita sukseskan Sail Banda 2010. Mari kita sukseskan Sail Banda 2010, demi kejayaan Maluku, dan Kejayaan Bangsa Indonesia.
Mari kita buktikan bahwa kepercayaan atas dilaksanakannya Gong Perdamaian Dunia di Maluku pada 2009 lalu memberikan nuansa baru bahwa Maluku sudah aman, tidak ada lagi konflik, dan siap menerima kunjungan seluruh wisatawan mancanegara, serta para investor yang ingin berinvestasi di Maluku lewat Sail Banda ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar