Aroma bunga nan semerbak mengiringi perayaan pesta bunga yang secara rutin digelar di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Acara bertajuk Tomohon Flower Festival (TFF), yang digelar sebagai puncak Tournament of Flowers, menyedot arus kunjungan wisatawan lokal, nusantara, dan mancanegara setiap kali perayaannya.
Harap maklum, Pemerintah Kota (Pemkot) Tomohon telah mencanangkan Tomohon Kota Bunga sebagai Ikon Kota dan referensi dasar pembangunan ekonomi daerah. Hal ini mendorong berkembangnya usaha florikultura di Tomohon yang berdampak nyata terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, penyediaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, dan pertumbuhan sektor barang dan jasa.
Mengingat pentingnya peran promosi bagi pengembangan industri florikultura, Pemkot Tomohon memfasilitasi kegiatan promosi tahunan dalam bentuk festival yang dikaitkan dengan promosi pariwisata. Melalui TFF, berbagai acara digelar dalam upaya mengenalkan potensi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat Tomohon.
Wali Kota Tomohon, Jefferson S.M. Rumajar mengatakan, TFF digelar dengan tujuan untuk mempromosikan potensi Tomohon sebagai Kota Bunga beserta industri pendukungnya, agar dapat menjadi pusat industri bunga di Indonesia timur. “Festival ini sekaligus menjadikan Tomohon sebagai tujuan wisata yang menarik, unik, dengan beragam potensi yang membanggakan,” katanya.
Selain itu, lanjut Jefferson, TFF diharapkan dapat meningkatkan citra Tomohon sebagai kawasan yang mensejahterakan masyarakat, dapat memfasilitasi komunikasi antar stakeholder dalam pengembangan usaha tanaman florikultura, dan menjadi ajang pertemuan temu bisnis antar pelaku usaha bunga dalam rangka pengembangan investasi usaha florikultura. Dengan demikian, usaha ini dapat memacu kemampuan masyarakat sekitar dalam meningkatkan dan ketrampilan sumberdaya manusia di bidang usaha berbasis produk florikultura.
Sesungguhnya, Tomohon dikenal sebgai salah satu penghasil sayuran dengan wilayah pemasaran Indonesia bagian timur. Namun, salah satu potensi pertanian yang dikembangkan oleh penduduk Kota Tomohon sejak dahulu adalah budidaya tanaman hias. Berdasarkan hasil penelitian dari Balitbang Pengembangan Tanaman Hias Direktorat Tanaman Hias Departemen Pertanian RI, Kota Tomohon terletak pada garis Wallace yang menyebabkan beberapa jenis tanaman hias yang spesifik di Indonesia tumbuh di kawasan ini.
Iklim Tomohon yang sejuk merupakan potensi dalam mengembangkan keanekaragaman hayati. Potensi ini diimbangi dengan sumber daya alam yang melimpah, sehingga memberikan penghidupan bagi masyarakat sekitar. Mata pencaharian penduduk Kota Tomohon yang 70 persen petani, mampu menghasilkan beragam komoditas andalan. Hal ini ditunjang oleh letak geografis yang menunjang sehingga hasil panen daerah ini memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari daerah lain.
Menurut Jefferson, pembangunan di bidang ekonomi tetap menggerakkan sektor riil dan menjadikan pertanian sebagai primadona. “Kami menitikberatkan pada pengembangan holtikultura dan florikultura. Ekonomi kreatif inilah yang akan kita kembangkan di Tomohon,” katanya. Dengan demikian, masyarakat terlibat dalam pengembangan bunga dan mendapatkan peningkatan daya beli seiring dengan pendapatan yang terus bertambah.
Tomohon memang tak hanya menghasilkan komoditas bunga potong (cut flower) yang terkenal di ranah Sulawesi. Budidaya tanaman hias adalah kegiatan yang memiliki keterkaitan lintas sektor yang mampu membangkitkan multiplier effect yang signifikan bagi tumbuhnya mata rantai usaha, terutama usaha kecil menengah sehingga membantu penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Potensi Tomohon di bidang pertanian, antara lain holtikultura atau sayur-sayuran juga punya keunggulan tersendiri. Pengembangan komoditas ini dibagi berdasarkan wilayah-wilayah kekhususan yang lebih dominan kecocokannya sehingga pemerataan hasil pertanian bisa seimbang. Tomohon Utara cenderung mengembangkan tanaman florikultura, yakni jenis-jenis bunga, buncis, dan kacang-kacang. Sedangkan Tomohon Selatan menitikberatkan pada pengembangan umbi-umbian dan jagung, Tomohon Barat pada komoditas padi dan daerah Timur pada sayur-sayuran atau holtikultura.
Selain memfokuskan diri dalam pembangunan sektor ekonomi, lanjut Jefferson, Pemkot juga berhasil membangun prasarana dan infrastruktur dasar. Sebagai daerah pemekaran baru, pihaknya mengaku memprioritaskan ketersediaan infrastruktur yang menjadi kebutuhan masyarakat. Pembangunan jembatan dan jalan baru, membenahi pendidikan, merintis program kesehatan yang murah dan berkualitas, serta menjamin ketersediaan air bersih senantiasa digalakkan.
“Di samping pelayanan di bidang kemasyarakat, tapi tugas pokok empat ini harus disiapkan,” katanya, menambahkan. Sebab, lanjutnya, tak ada artinya kita membuat daerah pengembangan, sementara kebutuhan dasar tidak terpenuhi. yang diinginkan terjadinya penguatan ekonomi masyarakat, namun yang terjadi malahan ketimpangan-ketimpangan antara masyarakat asli dan pendatang. Inilah yang dikawatirkan Jefferson.
Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk kota yang berjumlah 92 ribu jiwa menjadi target Pemkot Tomohon. “Kalau ini sudah tuntas berarti tomohon sudah siap untuk mengembangkan area,” katanya. Walhasil, pembangunan prasarana dan infrastruktur dasar sebagian besar sudah bisa dituntaskan.
Di bidang pendidikan, Tomohon sukses membebaskan warganya dari buta huruf, seiring dengan tuntasnya pembangunan infrastruktur bidang pendidikan. Begitu pula dengan program kesehatan masyarakat yang sudah dapat diakses seluruh lapisan masyarakat dengan mudah dan mudah. “Antara pendidikan dan kesehatan tidak boleh terpisah, dan menjadi dua sisi mata uang. Target kami juga menyehatkan masyarakat. Kalau masyarakat sehat dan cerdas, kita bisa membangun daerah dengan cepat,” kata Jefferson.
Jika pembangunan sarana fisik dan penguatan ekonomi masyarakat rampung dilakukan, menurut Jefferson, tugas pemerintah adalaha mencari investor. "Begitu selesai, ekonomi masyarakat sudah bisa digerakkan, baru kita berpikir soal development. Itu baru cari investasi, mungkin ke pariwisata, agroindustri, kita mengarah ke sana,” kata Jefferson.
Komitmen Jefferson untuk meningkatkan sektor pariwisata dengan menciptakan kawasan wisata baru di Kota Tomohon merupakan agenda lanjutan yang ingin diwujudkannya. Pegunungan, air terjun, hot spring, parade tanaman hias merupakan potensi terpendam yang di kemudian hari bakal menjadi daya daya tarik wisata. Ia menegaskan, seluruh program ini digelar sebagai wujud komitmen Tomohon dalam mendukung pemerintah pusat dalam mencapai Millenium Development Goals (MDGs) seperti yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa.
Apa yang dilakukan Tomohon merupakan contoh keberhasilan daerah pemekaran baru yang bisa diikuti oleh daerah-daerah lain. Jefferson menyadari, Tomohon memiliki segudang potensi yang senantiasa perlu pengembangan dan sentuhan-sentuhan baru. Dengan mencanangkan slogan “Tomohon Kota Bunga” kota ini berusaha membuat usaha florikultura kota ini menjadi aset yang semakin potensil baik bagi wisata maupun devisa.
Pemerintah Kota Tomohon
Kota Bunga yang Meretas Batas
Tomohon membawa nama harum bangsa dengan sederet prestasi dalam membangun daerah.
Sebuah riset menunjukkan, hampir sebagian besar daerah baru yang mengalami pemekaran terancam gagal dalam membangun. Tapi, Tomohon sebagai daerah pemekaran baru di Sulawesi Utara pantas dikecualikan. Kawasan ini terus berdenyut dan mampu menjawab tujuan dari pemekaran. Diharapkan, kawasan ini bisa menginspirasi daerah lain.
Menurut Wali Kota Tomohon, Jefferson Jefferson S.M. Rumajar, percepatan pembangunan di Tomohon dititikberatkan pada pembangunan berwawasan lingkungan. Dengan demikian, pembangunan maupun penataan kota memperhatikan kualitas lingkungan. “Kami lakukan penghutanan kembali, menyiapkan cadangan air, membangun resapan atau bank air di Tomohon,” katanya, mencontohkan.
Sesungguhnya, Tomohon dikenal sebagai salah satu penghasil sayuran dengan wilayah pemasaran Indonesia bagian timur. Namun, salah satu potensi pertanian yang dikembangkan oleh penduduk Kota Tomohon sejak dahulu adalah budidaya tanaman hias. Berdasarkan hasil penelitian dari Balitbang Pengembangan Tanaman Hias Direktorat Tanaman Hias Departemen Pertanian RI, Kota Tomohon terletak pada garis Wallace yang menyebabkan beberapa jenis tanaman hias yang spesifik di Indonesia tumbuh di kawasan ini.
Iklim Tomohon yang sejuk merupakan potensi dalam mengembangkan keanekaragaman hayati. Potensi ini diimbangi dengan sumber daya alam yang melimpah, sehingga memberikan penghidupan bagi masyarakat sekitar. Mata pencaharian penduduk Kota Tomohon yang 70 persen petani, mampu menghasilkan beragam komoditas andalan. Hal ini ditunjang oleh letak geografis yang menunjang sehingga hasil panen daerah ini memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari daerah lain.
Menurut Jefferson, pembangunan di bidang ekonomi tetap menggerakkan sektor riil dan menjadikan pertanian sebagai primadona. “Kami menitikberatkan pada pengembangan holtikultura dan florikultura. Ekonomi kreatif inilah yang akan kita kembangkan di Tomohon,” katanya. Dengan demikian, masyarakat terlibat dalam pengembangan bunga dan mendapatkan peningkatan daya beli seiring dengan pendapatan yang terus bertambah.
Tomohon memang tak hanya menghasilkan komoditas bunga potong (cut flower) yang terkenal di ranah Sulawesi. Budidaya tanaman hias adalah kegiatan yang memiliki keterkaitan lintas sektor yang mampu membangkitkan multiplier effect yang signifikan bagi tumbuhnya mata rantai usaha, terutama usaha kecil menengah sehingga membantu penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Potensi Tomohon di bidang pertanian, antara lain holtikultura atau sayur-sayuran juga punya keunggulan tersendiri. Pengembangan komoditas ini dibagi berdasarkan wilayah-wilayah kekhususan yang lebih dominan kecocokannya sehingga pemerataan hasil pertanian bisa seimbang. Tomohon Utara cenderung mengembangkan tanaman florikultura, yakni jenis-jenis bunga, buncis, dan kacang-kacang. Sedangkan Tomohon Selatan menitikberatkan pada pengembangan umbi-umbian dan jagung, Tomohon Barat pada komoditas padi dan daerah Timur pada sayur-sayuran atau holtikultura.
Selain memfokuskan diri dalam pembangunan sektor ekonomi, lanjut Jefferson, Pemkot juga berhasil membangun prasarana dan infrastruktur dasar. Sebagai daerah pemekaran baru, pihaknya mengaku memprioritaskan ketersediaan infrastruktur yang menjadi kebutuhan masyarakat. Pembangunan jembatan dan jalan baru, membenahi pendidikan, merintis program kesehatan yang murah dan berkualitas, serta menjamin ketersediaan air bersih senantiasa digalakkan.
“Di samping pelayanan di bidang kemasyarakat, tapi tugas pokok empat ini harus disiapkan,” katanya, menambahkan. Sebab, lanjutnya, tak ada artinya kita membuat daerah pengembangan, sementara kebutuhan dasar tidak terpenuhi. yang diinginkan terjadinya penguatan ekonomi masyarakat, namun yang terjadi malahan ketimpangan-ketimpangan antara masyarakat asli dan pendatang. Inilah yang dikawatirkan Jefferson.
Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk kota yang berjumlah 92 ribu jiwa menjadi target Pemkot Tomohon. “Kalau ini sudah tuntas berarti tomohon sudah siap untuk mengembangkan area,” katanya. Walhasil, pembangunan prasarana dan infrastruktur dasar sebagian besar sudah bisa dituntaskan.
Di bidang pendidikan, Tomohon sukses membebaskan warganya dari buta huruf, seiring dengan tuntasnya pembangunan infrastruktur bidang pendidikan. Begitu pula dengan program kesehatan masyarakat yang sudah dapat diakses seluruh lapisan masyarakat dengan mudah dan mudah. “Antara pendidikan dan kesehatan tidak boleh terpisah, dan menjadi dua sisi mata uang. Target kami juga menyehatkan masyarakat. Kalau masyarakat sehat dan cerdas, kita bisa membangun daerah dengan cepat,” kata Jefferson.
Jika pembangunan sarana fisik dan penguatan ekonomi masyarakat rampung dilakukan, menurut Jefferson, tugas pemerintah adalaha mencari investor. "Begitu selesai, ekonomi masyarakat sudah bisa digerakkan, baru kita berpikir soal development. Itu baru cari investasi, mungkin ke pariwisata, agroindustri, kita mengarah ke sana,” kata Jefferson.
Komitmen Jefferson untuk meningkatkan sektor pariwisata dengan menciptakan kawasan wisata baru di Kota Tomohon merupakan agenda lanjutan yang ingin diwujudkannya. Pegunungan, air terjun, hot spring, parade tanaman hias merupakan potensi terpendam yang di kemudian hari bakal menjadi daya daya tarik wisata. Ia menegaskan, seluruh program ini digelar sebagai wujud komitmen Tomohon dalam mendukung pemerintah pusat dalam mencapai Millenium Development Goals (MDGs) seperti yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa.
Yang ingin diangkat adalah bagaimana komitmen Tomohon dalam mendukung pemerintah pusat dalam mencapai MDGS. Presiden sudah tanda tangan di PBB. 2012 indonesia sudah selesai menggarap MDGS. Tomohon sangan concern terhadap masalah lingkungan hidup, penciptaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan. Kita sudah melaksanakan semua, dalam rangka mendukung pemerintah pusat. Tanggung jawab daerah memang seperti ini. Jangan tunggu perintah, harus proaktif. Apa yang dilakukan daerah harus mendukung program pemerintah pusat. Ini yang harus ditangkap daerah lain. Secara nasional, kita komit untuk mendukung pemerintah.
Apa yang dilakukan Tomohon merupakan contoh keberhasilan daerah pemekaran baru yang bisa diikuti oleh daerah-daerah lain. Jefferson menyadari, Tomohon memiliki segudang potensi yang senantiasa perlu pengembangan dan sentuhan-sentuhan baru. Dengan mencanangkan slogan “Tomohon Kota Bunga” kota ini berusaha membuat usaha florikultura kota ini menjadi aset yang semakin potensial baik bagi wisata maupun devisa.
Wawancara Wali Kota Tomohon
Jefferson S. M. Rumajar
“Tugas Pemerintah Menggerakkan Ekonomi Masyarakat”
Sebuah riset menunjukkan, hampir sebagian besar daerah baru yang mengalami pemekaran terancam gagal dalam membangun. Tapi, Tomohon sebagai daerah pemekaran baru di Sulawesi Utara pantas dikecualikan. Kawasan ini mampu menjawab tujuan dari pemekaran dan diharapkan bisa menginspirasi daerah lain.
Menurut Wali Kota Tomohon, Jefferson Jefferson S.M. Rumajar, percepatan pembangunan di Tomohon dititikberatkan pada pembangunan berwawasan lingkungan. Dengan demikian, pembangunan maupun penataan kota memperhatikan kualitas lingkungan. “Kami lakukan penghutanan kembali, menyiapkan cadangan air, membangun resapan atau bank air di Tomohon,” katanya, mencontohkan.
Nopember nanti, Tomohon menjadi tuan rumah pertemuan enam negara di Asia Pasifik yang menjadi anggota Citynett. Berbagai acara telah disiapkan, mulai dari seminar ekonomi kreatif, festival, hingga lokakarya. Pertemuan ini juga menjadi ajang bagi Tomohon untuk berbagi pengalaman sekaligus kisah suksesnya dalam menata kota dan menggalakkan pembangunan infrastruktur maupun ekonomi masyarakat. Berikut wawancara selengkapnya:
Apa esensi dari pembangunan yang Anda galakkan di Tomohon?
Yang ingin diangkat adalah bagaimana komitmen Tomohon dalam mendukung pemerintah pusat dalam mencapai MDGS. Presiden sudah tanda tangan di PBB. 2012 indonesia sudah selesai menggarap MDGS. Tomohon sangan concern terhadap masalah lingkungan hidup, penciptaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan. Kita sudah melaksanakan semua, dalam rangka mendukung pemerintah pusat. Tanggung jawab daerah memang seperti ini. Jangan tunggu perintah, harus proaktif. Apa yang dilakukan daerah harus mendukung program pemerintah pusat. Ini yang harus ditangkap daerah lain. Secara nasional, kita komit untuk mendukung pemerintah.
Apa prioritas Anda dalam membangun sektor ekonomi?
Kita tetap menggerakkan sektor riil. Pertanian masih sebagai primadona di Tomohon, yang menitikberatkan pada pengembangan holtikultura dan florikultura. Pertanian sudah menjadi kultur dasar masyarakat Tomohon, yang sebagian besar adalah petani. Kita mendorong kultur ini tetap pertahankan dengan melengkapi kemampuan dan peralatan-peralatannya. Kita mengarah pada mekanisasi pertanian, sehingga mampu melakukan intensifikasi dari hasil pertanian. Kita memberikan pemahaman, pendidikan, dan pelatihan pada petani.
Anda ingin mengatakan, Kota Tomohon tidak akan meninggalkan pertanian?
Kita pertahankan sebagai kota pertanian. Makanya kita disebut Kota Bunga. Bunga, kan bagian dari hasil pertanian. Sepanjang bisa memberikan nilai tambah bagi ekonomi, kita dorong. Kita subsidi pupuk, mekanisasi, kita berikan kemudahan. Pertanian di tomohon ke depan kita coba tanpa pupuk kimia. Semua menggunakan pupuk organik seiring dengan upaya melakukan penghijauan.
Berapa persen komoditas pertanian menyumpang pendapatan daerah?
Begini, secara daerah, tidak ada kontribusinya. Tugas pemerintah adalah bagaimana menggerakkan ekonomi masyarakat. Jadi dampak ekonomi masyarakat pada pendapatan daerah bukan sebuah ukuran. Itu terbalik. APBN digunakan untuk kemakmuran rakyat. Jangan dulu berpikir, apa yang bisa masyarakat berikan bagi pemerintah. Prinsipnya begini, begitu masyarakat sejahtera, maka pajak dia bayar. Tugas kita, sejahterakan dulu masyarakat.
Lalu, Anda membangun sarana dengan mengandalkan APBD semata?
Kalau pembangunan infrastruktur dasar memang tanggung jawab pemerintah. Tidak ada investor yang masuk bikin jembatan atau jalan, kecuali jalan tol. Semua infrastruktur yang disiapkan pemerintah harus digunakan masyarakat secara gratis. Karena itu, kalau pemerintah melakukan investasi, dia tidak mengejar profit. Pemerintah hanya mengejar benefit. Jadi walaupun kita keluarkan ratusan miliar rupiah, asal bermanfaat bagi masyarakat, itu no problem. Itu tugas dari pemerintah. Cari profit bukan tugas pemerintah, tapi pengusaha. Pengusaha mau investasi kalau ada profit.
Apa program Anda selanjutnya?
Ke depan, Tomohon di samping mengandalkan sektor pertanian, kita mencoba mengelola sektor pariwisata. Kita akan mulai membangun infrastruktur pariwisata di Tomohon, seperti pegunungan, air terjun, hot spring, kebon bunga, dan sebagainya. Ke depan konsentrasi ke sana. 2012-2013 mungkin kita bisa deklarasikan Tomohon sebagai tujuan wisata internasional. Kita harus benahi infrastruktur dulu sebelum mendeklarasikan diri sebagai kota wisata baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar