Senin, Februari 22, 2010

Sektor Perikanan, Potensi Terpendam yang Terlupakan

Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat menjanjikan, yakni mencapai 65 juta ton setiap tahunnya.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan panjang garis pantai lebih dari 81.000 km, lebih dari 17.508 pulau, dan lautan seluas 3,1 juta km, lautan Indonesia begitu kaya dengan keanekaragaman hayati di dalamnya. Tidak mengherankan apabila Indonesia dikenal sebagai salah satu penyumbang ikan terbesar di dunia yang mampu menyuplai jutaan ton ikan dari produksi perikanan laut setiap tahunnya.

Potensi kelautan dan perikanan Indonesia memang sangat menjanjikan. Secara keseluruhan, potensi perikanan yang dimiliki Indonesia mencapai 65 juta ton, yang terdiri dari 7.3 juta ton pada sektor perikanan tangkap dan 57.7 juta ton pada sektor perikanan budidaya. Bila dikembangkan secara optimal, sektor ini mampu meningkatkan perolehan devisa negara maupun untuk kesejahteraan bangsa dan negara.

Sayangnya, sektor ini ibarat mutiara terpendam yang belum banyak disentuh. Pada 2004 lalu, Indonesia menempati urutan ke-12 untuk negara pengekspor produk perikanan. Posisinya berada di bawah Vietnam dan Thailand yang sebenarnya memiliki sumber daya terbatas dan jauh di bawah Indonesia.


Oleh karena itu, pemerintah terus melakukan upaya peningkatan nilai produksi perikanan, dengan merevitalisasi industri perikanan nasional yang ditekankan pada aspek pengolahan dan aspek kebijakan. Sejumlah daerah sekarang berupaya mengarahkan kebijakan pembangunannya pada sektor perikanan.

Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), misalnya, memiliki potensi kelautan yang begitu kaya. Pasalnya, 96% wilayah ini terdiri dari kelautan. Kondisi ini sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya perikanan, mulai usaha pembenihan sampai pemanfaatan teknologi budidaya maupun penangkapan. Pada 2006, Kepri mampu memproduksi perikanan tangkap mencapai 217.094,91 ton dan produksi ikan budidaya 3.475,70 ton.

Pengembangan usaha budidaya perikanan ini pun dilakukan di sejumlah kabupaten. Di kabupaten Karimun terdapat budidaya ikan kakap, budidaya rumput laut, Kerambah jaring apung. Kota Batam, Kabupaten Kepri, Lingga, dan Natuna juga memiliki potensi yang cukup besar di bidang perikanan. Selain periknana tangkap di keempat Kabupaten tersebut juga dikembangkan budidaya perikanan air tawar.

Produksi perikanan di Sulawesi Selatan pada 2007 mengalami kenaikan 4.58% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2007, produksi perikanan mencapai 488.196 top yang terbagi atas 290.991 ton perikanan tangkap dan sisanya hasil budidaya perairan. Pada tahun sebelumnya, produksi perikanan mencapai 466.813 ton perikanan tangkap dan sisanya 281.934 ton hasil budidaya.


Prestasi ini tentu tak lepas dari kontribusi upaya Pemerintah Kota Makassar yang terus berupaya melakukan peningkatan dan pengendalian perikanan tangkap agar dapat terus menjaga kelangsungan habitat perairan. Pemerintah setempat terus mendorong agar perikanan budidaya terus dikembangkan dengan cara-cara yang intensif dan ramah lingkungan.

Potensi perikanan di Kabupaten Morowali juga begitu membanggakan. Di antara 10 kecamatan hanya Kecamatan Mori Atas dan Lembo yang tidak memiliki garis pantai, sehingga ada 80 persen wilayah Morowali berpotensi di bidang perikanan. Sesuai hasil penelitian dari Lembaga Penelitian Perikan Laut (LPPL) pada 1981, potensi ikan di perairan Teluk Tolo, Morowali tersedia 68.456 ton per tahun. Sedangkan data survei LPPL pada 1995 lalu tersedia sebesar 68.000 ton per tahun.

Dengan berbagai potensi ini, diharapkan mampu menjadikan sebagai negara besar dalam pengembangan budidaya kelautan, sekaligus menciptakan lapangan kerja. Karena itu, kebijakan pembangunan yang lebih berorientasi pada sektor kelautan dan perikanan mutlak dibutuhkan guna merealisasikan visi "Indonesia penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar tahun 2015".

Tidak ada komentar: