Menjadi perusahaan publik yang mampu meneguk keuntungan berlipat justru di saat sulit merupakan kebanggaan tersendiri. Begitulah dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Perusahaan semen terdepan di Indonesia ini mampu mencatat kenaikan laba bersih sebesar 42,1% senilai Rp 2,5 triliun di tahun buku 2008. Laba ini melonjak secara signifkan dibanding tahun sebelumnya senilai Rp1,7 triliun. Kinerja di bidang keuangan lainnya pun mengagumkan. Earning before interest, taxes, depreciation and amortization (EBITDA) Semen Gresik mencapai Rp 3,9 triliun atau meningkat 35,8% dibanding tahun sebelumnya.
Dengan kondisi ini, keuangan Semen Gresik berada dalam posisi yang kuat, dengan cashflow yang sangat bagus dan fondasi keuangan yang begitu kuat. ”Komitmen kami terhadap prudent management, membuat Perseroan mampu mempertahankan kinerja perusahaan di saat krisis ekonomi sekaligus mempersiapkan diri untuk memenuhi potensi pertumbuhan konsumsi semen domestik ke depan,” Direktur Utama PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Dwi Soetjipto.
Capaian dalam setahun terakhir, menurut Dwi Soetjipto, Semen Gresik juga mencatat peningkatan volume penjualan sebesar 4,2% menjadi 17,7 juta ton dengan total nilai pendapatan sebesar Rp 12,2 triliun. Laba operasi juga mengalami peningkatan sebesar 41,3% menjadi Rp 3,4 triliun. Nilai harga saham dasar (Earning per Share) turut mencatat peningkatan hingga 42,4% menjadi Rp 426 per saham, melebihi target pasar yang memprediksi nilai harga saham dasar yang berkisar pada Rp 355 per saham.
Dampak krisis ekonomi global yang melanda Indonesia di pertengahan tahun 2008 sempat dirasakan Semen Gresik pada semester pertama 2009, yang mengakibatkan turunnya konsumsi semen domestik hingga minus 7%. Kendati demikian, Dwi memastikan bahwa Perseroan hanya mengalami minus 3%, dengan penurunan penjualan domestik sebesar 2,0% atau menjadi 3,78 juta ton. Lebih dari itu, Perseroan juga mampu meningkatkan kinerja dengan mencatat laba operasi sebesar Rp 704 miliar atau meningkat 23%.
Sampai saat ini, PT Semen Gresik bersama PT Semen Tonasa dan PT Semen Padang, memimpin pasar industri semen domestik dengan pangsa pasar sekitar 45%. Sinergi tiga perusahaan dan tiga merek di bawah naungan Semen Gresik Group (SGG) ini merajalela di pasar utama nusantara, mulai dari Pulau Jawa, Pulau Sumatera, dan Pulau Sulawesi. Dengan mensinergikan tiga merek yang kuat di bawah satu induk perusahaan, SGG menjelma menjadi produsen terbesar di industri semen domestik, dengan kapasitas mencapai 18 juta ton per tahun.
Diakui Dwi, panggilan kecil Dwi Soetjipto, sinergi tiga merek di bawah satu induk perusahaan ini memang menjadi salah satu keunggulan Perseroan. Masing-masing perusahaan memiliki basis pelanggan yang kuat dan loyal, mencakup beberapa segmen utama pasar semen domestik. ”Perseroan adalah pemain domestik yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sehingga memberikan peluang untuk meningkatkan efisiensi operasi,” lanjutnya.
***
Berkah dari Inovasi Tanpa Henti
Pertumbuhan signifikan yang didapat dalam setahun terakhir tak lepas dari sinergi dan inovasi yang dilakukan perusahaan
Tidak ada yang menafikan inovasi sebagai kunci utama dalam mendulang sukses. Babakan sejarah membuktikan, isu perubahaan maupun inovasi yang senantiasa digelorakan menjadi kekuatan dalam merengkuh keberhasilan dalam menggaet pasar. Sebagai bukti nyata, keberhasilan yang diraih PT Semen Gresik (Persero) Tbk. menunjukkan bahwa inovasi dan isu perubahan mutlak diperlukan guna menyongsong keberhasilan yang diinginkan.
Setelah membukukan keuntungan laba bersih senilai Rp 2,5 triliun di tahun buku 2008, naik sebesar 42,1% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,7 triliun, perusahaan bertekad untuk mempertahankan keberhasilan ini di masa-masa mendatang. Untuk mempertahankan pangsa pasar dan posisi Perseroan sebagai perusahaan semen terdepan di Indonesia, Semen Gresik mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu. Misalnya dengan melakukan inovasi di berbagai sektor, khususnya yang berkaitan langsung dengan konsumen.
Berkenaan dengan produk dan layanan konsumen, sejumlah upaya terus dilakukan perusahaan untuk mencapai target perusahaan. Mulai dari menjaga kualitas produksi, menjamin pasokan, menetapkan harga bersaing, hingga after sales service. Dalam menjaga kualitas produksi, perusahaan menetapkan agar produk Semen Gresik memiliki kualitas lebih baik dari pesaing.
Layanan purna jual juga terus ditingkatkan. ”Kalau dulu kita berpikir, semen begitu lepas dari tangan kita, dianggap tugas selesai, maka sekarang kami berkomitmen untuk membuka layanan selama 1x24 jam,” kata Dirut PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Dwi Soetjipto. Kalau semen yang diterima mengecewakan, perusahaan akan menggantinya dengan yang baru. Begitu juga dengan aplikasi yang menemui ada masalah. ”Kita akan cari sebabnya. Kita menyiapkan tim untuk itu semua,” ujar Dwi.
Saat ini, lanjut Dwi, perusahaan tengah memfokuskan strategi pada pengembangan perusahaan khususnya untuk mengantisipasi potensi peningkatan konsumsi semen domestik yang diperkirakan akan tumbuh sekitar 6,5% pada tahun 2011. Sebagai persiapan untuk memenuhi permintaan tersebut sekaligus untuk mempertahankan pangsa pasar, perusahaan akan meningkatkan kapasitas produksi serta efisiensi operasional secara menyeluruh.
Untuk mempertahankan pangsa pasar dan posisi perusahaan sebagai produsen semen terdepan di Indonesia, Perseroan mengalokasikan belanja modal (Capex) sekitar US$ 1,2 miliar dalam lima tahun ke depan. Anggaran ini digunakan antara lain untuk membiayai pembangunan pabrik baru di Jawa dan di Sulawesi, pembangunan pembangkit tenaga listrik di Sulawesi, serta proyek peningkatan kapasitas dari peralatan yang ada saat ini (debottlenecking project). Selain itu, anggaran tersebut juga akan dialokasikan untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan termasuk peningkatan sistem IT dan pengembangan sumber daya manusia.
”Dalam rangka pembangunan pabrik baru di Jawa dan Sulawesi, Perseroan baru saja menandatangani kesepakatan pembelian peralatan utama (main equipments) yang memiliki teknologi terkini dengan keunggulan lebih efisien dan ramah lingkungan,” kata Dwi. Peralatan ini, lanjutnya, termasuk Mesin Penggilingan Bahan Baku (Vertical Raw Mill) dengan kapasitas produksi 750 ton per jam dan Mesin Penggilingan Semen (Vertical Cement Mill), dengan kapasitas 2x250 ton per jam. Khusus untuk Vertical Cement Mill ini merupakan yang pertama digunakan di Indonesia dan teknologi terbaru di dunia.
Boks
Berbagai Penghargaan yang Diraih selama 2009
1. Best Managed Company Awards dari FinanceAsia
Dalam penyelenggaraan “Asia’s Best Companies Pool 2009”, FinanceAsia menobatkan PT Semen Gresik (Perseroan) Tbk. sebagai “Best Managed Company” di urutan ke-7, di bawah Astra International, Telkom Indonesia, Antam, Bank Mandiri, BCA, dan Bumi Resources. Sementara, di bawah Semen Gresik tercatat Unilever Indonesia, Adaro, dan Inco. Di tahun sebelumnya, Semen Gresik juga memperoleh penghargaan kategori “Most Committed To a Strong Devidend Policy” dari lembaga yang sama.
2. SWA 100 Indonesia’s Best Wealth Creators
Setelah mampu menempati peringkat 15 pada 2008, Majalah SWA yang bekerja sama dengan Internasional Stern Stewart & Co Konsultan Manajemen, kembali menobatkan Semen Gresik di urutan 9 dari 100 perusahaan terpilih. Semen Gresik dinilai sebagai perusahaan terbaik yang mampu memberikan peningkatan kekayaan secara berkelanjutan bagi shareholders-nya.
3. Solo Best Brand Index 2009
Survey Solo Best Brand Index 2009 yang meneliti produk terbaik berdasarkan pangsa pasar, popularitas iklan dan merek, citra produk, kepuasan konsumen dan loyalitas pada merek, menobatkan Semen Gresik di peringkat pertama. Perseroan terpilih dari survei yang dilakukan selama tiga bulan Maret – Mei 2009 dengan 17.313 responden untuk 58 kategori produk.
4. Tokoh Olahraga 2008
SIWO PERSATUAN WARTAWAN INDONESIA Cabang JAWA TIMUR, menganugerahkan Semen Gresik sebagai Tokoh Olahraga 2009, pada Maret 2009.
5. Lembaga/Instansi Peduli Olahraga Jatim 2008
SIWO PERSATUAN WARTAWAN INDONESIA Cabang JAWA TIMUR, juga memberikan penghargaan sebagai Lembaga/Instansi Peduli Olahraga Jatim 2008, pada Maret 2009.
Berjaya karena Efisiensi
Rencana dan target saja tak cukup. Diperlukan efisiensi dan fokus pada bisnis inti.
Di balik sukses pasti tersimpan rahasia. Demikian pula dengan raihan keberhasilan yang dibukukan SGG selaku induk tiga perusahaan dengan tiga merek berkualitasnya. Menurut Dwi Soetjipto, Dirut PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Setidaknya ada empat fokus manajemen yang menjadi kunci keberhasilannya selama empat tahun terakhir. Fokus ini, lanjutnya, senantiasa dilakukan secara konsisten guna memaksimal potensi dan target perusahaan.
Fokus manajemen, lanjutnya, antara lain manajemen penerimaan (revenue management), manajemen biaya (cost management), manajemen kapasitas (capacity management), dan manajemen perbaikan daya saing (improving competitive advantage). ”Dalam manajemen penerimaan, sebaran penjualan produk diutamakan pada daerah yang memberikan margin laba maksimal melalui program optimasi distribusi dan pola angkutan yang efisien,” tutur Dwi.
Di samping itu, peningkatan kapasitas produksi dilakukan secara seksama, baik dengan membangun pabrik baru maupun optimasi fasilitas produksi. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kapasitas produksi Semen Gresik setahun terakhir yang mencapai 18 juta ton. Fokus manajemen ini, menurut Dwi, dilakukan seraya membangun sinergi antara perusahaan-perusahaan di bawah bendera SGG.
Setelah prestasi berhasil diraih, perusahaan pun bertekad untuk mempertahankan keberhasilan ini di masa-masa mendatang. Namun, di sinilah persoalannya. Mempertahankan prestasi jauh lebih mudah daripada meraihnya. Dwi juga meyakini hal itu. Karena itu, untuk mempertahankan pangsa pasar dan posisi Perseroan sebagai perusahaan semen terdepan di Indonesia, Semen Gresik mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu. Salah satunya adalah melakukan efisiensi di berbagai sektor usaha.
Harap maklum, efisiensi menjadi kata kunci dalam pencapaian prestasi adalah efisiensi yang dilakukan perusahaan. Efisiensi terbesar perusahaan plat merah ini berasal dari distribusi. Cross-backing initiative, yaitu masuk ke wilayah pasar terdekat dengan sentra produksi dinilai sebagai strategi jitu mengantisipasi mampetnya distribusi.
”Dalam manajemen cost, kita berusaha mensinergikan sistem distribusi antara unit-unit usaha,” kata Dwi. Desain distribusi yang dimaksud adalah pembagian jalur distribusi berdasarkan cakupan suplai setiap unit produksi. Misalnya, Semen Padang menjamin kebutuhan di bagian barat, Semen Gresik di bagian tengah, dan Semen Tonasa di bagian timur. ”Dengan cara ini, sepanjang 2008 Semen Gresik mampu melakukan penghematan sebesar 15% dari ongkos total operasional, sekitar Rp 21 miliar,” kata Dwi.
Terkait dengan produk dan layanan konsumen, Dwi melanjutkan, sejumlah upaya terus dilakukan perusahaan untuk mencapai target perusahaan. Mulai dari menjaga kualitas produksi, menjamin pasokan, menetapkan harga bersaing, hingga after sales service. ”Dalam menjaga kualitas produksi, kami berusaha agar Semen Gresik punya kualitas lebih baik dari pesaing,” kata Dwi.
Kaitannya dengan distribusi, lanjut Dwi, perusahaan selalu berusaha untuk mempermudah akses distribusi oleh konsumen. Soal harga, saat ini harga Semen Gresik lebih baik dari harga pesaing. ”Lebih baik di sini bukan berarti lebih murah, tapi justru lebih tinggi dan menjadi prize leader,” tuturnya.
Sederet strategi ini mempertebak keyakinan Dwi untuk senantiasa menjaga dan mempertahankan raihan yang telah dicapai. ”Prioritas kami saat ini adalah mempertahankan pertumbuhan Perseroan secara berkelanjutan guna memberi nilai tambah bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya serta terus mempertahankan posisi Perseroan sebagai perusahaan semen terdepan di Indonesia,” tuturnya. Karena itu, lanjutnya, SGG dituntut untuk lebih fokus pada bisnis intinya yaitu memproduksi semen untuk mendukung pembangunan nasional.
***
Wawancara
Dirut PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
Dwi Soetjipto: “Menjadi Terdepan di Lokal maupun Regional”
Meretas sukses seperti yang dialami Semen Gresik Group (SGG) bersama unit-unit usaha lainnya ternyata tak semudah yang dibayangkan. Direktur Utama PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Dwi Soetjipto pun merasakan kerasnya perjuangan mewujudkan target-target yang ditetapkan perusahaan. Sejak penggabungan usaha dalam satu induk pada 1995 lalu, posisi perusahaan bukannya membaik, melainkan terus terpuruk akibat belum padunya sinergi dan konsolidasi yang dilakukan.
“Ada kecurigaan di kalangan internal, bahwa Semen Gresik akan membangkrutkan Semen Padang maupun Semen Tonasa,” kata Dwi. Belum lagi tuntutan ada spin off yang disuarakan kalangan internal. Yang membuat pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 54 tahun lalu ini merasa tertantang, adalah merubah mindset yang berkembang di jajaran karyawan. Bagaimanapun, lanjutnya, sejarah panjang dan fanatisme kelompok telah mengakar kuat sehingga unit-unit usaha bergerak sendiri-sendiri.
“Long history yang dimiliki masing-masing kelompok memang tak bisa dihapus. Tapi kita bicara kepentingan korporat, bagiamana merubah mindset-nya for the best corporate,” tutur penyandang Magister Manajemen dari Universitas Andalas, Padang, yang memimpin Semen Gresik sejak 2005 lalu ini. Karena itu, ia berusaha sekuat tenaga untuk menyadarkan serta menghilang mindset dan syak wasangka negatif di benak para karyawan.
Karena itu, Sarjana Teknik Kimia dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, ini mendesain sistem, di samping membangun sinergi. Bapak empat anak ini juga merancang sistem informasi yang lebih terbuka. “Yang sangat penting dalam segala hal adalah aspek komunikasi. Sehingga yang tadinya terdikotomikan dalam kelompok, pelan-pelan bisa mencair,” tuturnya.
Walhasil, pertumbuhan kinerja perusahaan bergerak secara signifikan. Hanya dalam tempo empat tahun di bawah komandonya, Semen Gresik menjelma menjadi perusahaan publik dengan sederet prestasi membanggakan. Hal ini karena semua pihak merasakan bagaimana manfaatnya bersinergi. “Semua karyawan sekarang berpikir bahwa the only in the future is to be one company, tahapannya sudah jelas arahnya,” katanya. Berikut wawancara lengkapnya:
Kinerja dan pencapaian dalam setahun terakhir tampaknya mengembirakan. Apa pemicunya?
Alhamdulillah dengan kondisi terakhir setelah bisa konsolidasikan tiga perusahaan, kinerjanya cukup bagus. Kalau kita lihat di masa lalu, tiga perusahaan ini berjalan sendiri-sendiri, sarat dengan konflik internal, masing-masing dalam posisi mengemban persepsi berbeda mengenai holding ini. Bukannya persepsi positif membangun kinerja, bahkan saling mencurigai setiap kali policy yang mau dibangun selalu dimentahkan, dan sebagainya.
Namun, setelah semua pihak menyadari, tiga perusahaan dengan tiga merek ini merupakan sebuah keunggulan. Banyak yang bisa disinergikan, seperti fasilitas produksi, memasarkan, hingga soal strategi yang sifatnya jangka panjang. Salah satu senjata dalam bersaing di semen adalah persepsi masyarakat. Karena persepsi orang terhadap tiga perusahaan ini adalah satu perusahaan, maka orang tidak khawatir, kalau ada masalah di satu usaha, pasti akan dibantu oleh yang lain.
Perusahaan sempat terkendala karena krisis global. Apa jalan keluarnya?
Kalau merujuk pada kinerja dalam setahun terakhir, Semester I 2009, di saat krisis global, kita dihadapkan pada demand dalam negeri yang minus. Karena itu, kalau demand semen sampai zero, itu sebuah problem nasional karena menyangkut gambaran pembangunan di sektor yang lain, seperti infrastruktur, perumbahan, dan sebagainya. Tapi kalau kita bandingkan dengan kondisi di negara lain, ini masih bagus. Kita masih bisa fokus pada grand strategy yang sudah digariskan, sehingga alhamdulillah masih ada pertumbuhan laba 33%. Itu juga membuat para investor surprise. Karena itu di atas ekspektasi mereka. Dalam kondisi sulit ternyata masih bagus.
Inikah benefit lain dari sinergi yang Anda bangun?
Dampak dari upaya membangun sinergi tadi tidak hanya aspek laba saja, tapi juga dari sisi kapasitas. Awalnya 16,8 juta ton, sekarang meningkat menjadi 18 juta ton per tahun. Tahun ini kita targetkan menjadi 19 juta ton per tahun, dengan hanya bagaimana kita bisa bersinergi secara operasional. Sistem pemeliharaan kita sehingga utilisasinya menjadi naik.
Dulu, setiap usaha kalau punya suku cadang, akan simpan dan pakai sendiri, meskipun di tempat lain sedang mengalami masalah. Tapi, sekarang kita bisa koordinasikan unit lain agar membantu yang lain kalau di tempat lain lagi ada problem. Orang ahlinya langsung kita kerahkan. Jadi, kita berkonsolidasi sehingga bisa menambah kapasitas produksi menjadi naik. Saya sendiri yang tadinya harus masuk dan mencoba menggunakan konsep sinergi, juga surprise dengan pencapaian ini.
Ketiga perusahaan ini berbisnis dalam komoditi yang sama. Anda menjamin tidak akan saling “memangsa” satu sama lain?
Buat kami, persaingan itu wajar terjadi. Hanya bagaimana mereka bersaing secara sehat, tidak saling membunuh. Kalau ada kebutuhan, lalu sama-sama bersaing untuk menjual ke situ. Silakan saja masuk lalu di antara anggota ini bisa mendapatkan. Jadi, selama ini di pasar memang bersaing, sejauh kita bisa melakukan konsolidasi secara sehat. Kita nanti akan bicara dalam manajemen cost, bagaimana mensinergikan sistem distribusi. Mau disuplai untuk konsumen masa saja dan bersaing di pasar. Karena itu, siapa yang punya stok banyak, harus diberi kesempatan untuk menyalurkan ke mana-mana, sehingga mengganggu produksi.
Sekarang SGG menguasai pasar domestik sebanyak 45%. Apa resepnya?
Posisi di pasar dibangun oleh image. Pertama, tentu kita lakukan survei pasar. Image bagi semen yang dianggap sebagai komoditi yang bagus adalah kualitas. Maka, Semen Gresik mendesain kualitas produknya harus lebih baik dari pesaingnya. Jadi, kami ambil sample di pasar, lalu didesain. Survei yang dilakukan, antara lain menjadi kunci kita bertahan di sektor ini.
Kedua, sistem distribusi bagaimana masyarakat mudah dan merasa terjalin terhadap suplai. Karena itu kami memperbaiki sistem distribusinya sampai gudang. Tentu menyiapkan after sales service. Kalau dulu kita berpikir, semen begitu lepas dari tangan kita, dianggap tugas selesai, maka sekarang kami berkomitmen untuk membuka layanan selama 1x24 jam. Kalau semen yang diterima mengeras, kita akan ganti. Kalau dalam aplikasi ada masalah, kita akan cari sebabnya. Kita menyiapkan tim untuk itu semua.
Apa target perusahaan di tahun ini?
Ke depan, termasuk dimulai dari tahun ini, fokus utama perusahaan adalah capacity management. Saat ini, utilisasi peralatan produksi perusahaan sekarang sudah membaik. Kalau setelah krisis pertumbuhan naik, bisa kedodoran kalau tidak ada manajemen kapasitas yang baik. Tahun ini kami fokus menyelesaikan proyek pembangunan pabrik baru agar perusahaan dapat menjaga market yang 45%.
Kedua, membangun competitive advantage yang menjaga market share tadi. Kami menargetkan tahun ini informasi dan teknologi (IT) tuntas, sehingga perusahaan memiliki platform yang sama untuk IT. Sejalan dengan set up IT ini, kita membangun approach system untuk melanjutkan perubahaan. Problem of the company adalah mindset. Jadi, yang lalu kita lakukan pendekatan mindset dengan human. Saya targetkan integrasi sistem SDM harus selesai. Selanjutnya adalah corporate structure, pendekatan organisasi.
Apa harapan Anda pada momen ulang tahun Semen Gresik ke-52 kali ini?
Di ultah ke-52 ini, sinergi baik antargrup dan departemen harus makin kuat. Semen Gresik bukan berhadapan dengan perusahaan dalam negeri, tapi perusahaan asing, seperti Indocement, Holcim, dan sebagainya. Inilah perusahaan yang menjadi empat besar dunia. Jadi, saya berharap bahwa semangat bersaing atau fighting spirit dibangun untuk mengantarkan Semen Gresik masuk ke dalam era baru.
Semen Gresik harusnya bukan lagi industri atau pabrik semen yang hanya dikenal di Indonesia, tapi sudah bisa bermain di regional. Kita harap, ultah ini menjadi momentum bagi kita untuk menatap ke era baru. Bagaimana Semen Gresik yang leading di domestik melangkah ke level berikutnya, yaitu menjadi pemimpin regional, mungkin Asia Tenggara. Potensinya besar sekali. Saya optimis kita bisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar