Memiliki motor besar atau dikenal juga dengan motor gede (moge) kini juga sebagai simbol kemapanan dan gengsi pribadi. Mengenakan jaket kulit warna hitam berhias emblem dan wing, mengenakan helm setengah wajah serta sepatu boots berkelir gelap bermotif jilatan api - tidak ketinggalan kacamata menghias kepala menambah kesan "macho" pada para penggemarnya.
Mengendarai motor besar kini merupakan hobi dan kegemaran banyak orang. Bahkan, tak jarang para penggemarnya menjadikan motor besar sebagai hal yang utama dalam kehidupan mereka. Andi Julianus Purba, misalnya, yang menganggap hobi motor besar sebagai prioritas ketiga dalam hidupnya. Yang utama adalah pekerjaan, kemudian yang kedua adalah keluarga. "Pekerjaan adalah hidup saya sedangkan motor adalah jiwa saya," kata pria asal Medan, ini.
Peminat motor besar terus berkembang hingga sekarang. Apalagi, kebijakan impor produk otomotif, termasuk roda dua, juga telah dibuka dengan bebas. Merek Harley Davidson, Ducati, Aprilia, Norton, BSA, BMW, Cagiva, serta beberapa “moge” produk Asia, seperti Honda, Suzuki, Yamaha, hingga Kawasaki, juga bisa kita jumpai dengan mudah di Indonesia.
Sebagai gambaran, untuk menunjang gaya hidup ini, Harley Davidson menyediakan sekitar 24 model di tahun 2006. Dari tipe XL883L Sportster yang berharga Rp 192 juta, atau FLHTCUI Ultra Classic Electra Glide yang seharga Rp 408 juta, hingga FLSTFSE2 Fat Boy Screamin Eagle 1.700 cc seharga Rp 537 juta. Sedangkan merchandise resmi yang menjadi standar kelengkapan seperti kacamata, jaket kulit, helm dan sarung tangan dapat dibeli seharga Pp 12 juta.
Para biker, sebutan lain penggemar motor besar, ini tersebar dalam berbagai klub maupun komuniktas, seperti Harley Davidson Club Indonesia (HDCI), Harley Owner’s Group (HOG), Ikatan Sport Harley Davidson (ISHD), Klub maupun komunitas ini di bawah koordinasi organisasi induknya, Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI). Dalam satu komunitas besar bikers ini, semua adalah sahabat dan saudara. Lebih dari itu, pengendara Harley-Davidson diibaratkan sebagai pribadi yang sangat istimewa dan mengagumi nilai persahabatan dan persaudaraan.
Suasana kehidupan perkotaan, karier, dan pekerjaan di kantor yang cenderung mengandalkan fisik dan olah pikir terkadang begitu menguras tenaga. Untuk menyegarkannya kembali, mengendarai motor besar bisa menjadi pelarian untuk menghilang kejenuhan. Walaupun melelahkan, namun jiwa dan perasaan jadi terpuaskan. "Malahan kepuasannya sulit disetarakan dengan hal lain," ujar Andi, menjelaskan.
Touring ke berbagai penjuru negeri merupakan kegiatan para bikers saat mengisi hari-hari senggangnya. Setiap ada libur panjang atau saat cuti agak lama, mereka menggeber motor besarnya bersama komunitasnya. Terkadang mereka juga memboyong keluarga dalam petualangan ini. Hobi tersalurkan, waktu bersama keluarga pun tersedia.
Kesempatan inilah yang juga dialami Agus Hermawan. Touring merupakan agenda rutin setiap kali ia melewati libur panjang. Gunung Bromo, Pontianak, hingga Brunei Darussalam, merupakan sebagian daerah yang pernah menjadi tujuan perjalanannya.
Saat mengikuti touring ke Brunei Darussalam, sepeda motornya dikirim terlebih dahulu ke Pontianak. Dari sana, barulah ia menyusur jalan darat hingga ke perbatasan dan akhirnya ke Brunei Darussalam. “Hampir 2.500 kilometerlah,” kata Agus, yang membonceng anak perempuannya.
Asyiknya mengendarai motor besar mendapat pengukuhan dari berbagai pihak. Vokalis grup band Ungu, Pasha, bahkan mengaku tengah jatuh cinta dengan motor besar. Di tengah kepadatan jadwal pentas, ia berusaha menyempatkan waktu untuk melakukan touring ke luar kota, baik sendirian maupun bersama rekan se-klubnya.
"Sendiri atau bersama-sama, nyemplak di atas motor besar itu asyiknya sama saja. Selain itu, jika jalanan macet aku lebih suka pake motor, akan lebih cepat dan efisien. Pokoknya mengasyikkan deh," ujar pemilik nama lengkap Sigit Purnomo Syamsuddin Said, ini menambahkan.
Kesenangan mengendarai motor besar seringkali diidentikkan dengan prinsip menjalani kehidupan. Ketika seseorang memutuskan untuk mengarungi perjalanan dengan motor, maka ia harus memperhitungkan segala analisa, handling, kondisi motor, serta risiko yang bakal dihadapinya.
Tidak hanya itu, mereka pun harus mengenali karakter motor yang akan ditungganginya. Itu penting agar mengendarainya bisa maksimal dan selamat selama perjalanan. Kapan harus membesut gas, menikung, dan mengoper persneling. Itu semua perlu penjiwaan yang tentu dipadu dengan karakter motornya.
Selain dapat mengisi hari libur dengan touring bersama komunitas penggemar motor besar, mereka juga dapat membangun relasi dan jaringan bisnis baru. Mereka menyadari bahwa hobi ini bisa jadi sarana yang ampuh untuk membangun networking. Bahkan, untuk membangun keakraban antara mereka, berbagai aktivitas selain touring juga sering digelar, seperti berkumpul di sebuah tempat atau melakukan aksi sosial.
Belakangan ini, touring ke negara tetangga atau luar negeri memang menjadi tren baru yang diminati para pengendara motor besar. Alasannya adalah mencari variasi dan tantangan lain. Belum lama ini, Djonnie Rahmat, Presiden Director PT Mabua Harley Davidson, distributor Harley Davidson (HD) di Indonesia mengajak sekitar 15 pemilik HD seri Electra Classic Screaming Eagle 1550 cc melakukan touring ke AS. Menempuh jalur AS bagian timur hingga barat, touring ini menempuh jarak 6.000 kilometer dengan lama perjalanan delapan hari.
Memang, tidak semua pemilik motor besar dapat ikut serta. Peserta touring terbatas untuk mereka yang membeli motor tipe dimaksud dan piawai menunggang motor. “Sebab, di sana semua mengendarai motor besar dengan kecepatan tinggi. Jadi harus benar-benar mahir,” ungkap pria yang punya tiga unit HD di garasi rumahnya ini.
Sebagai bos di perusahaan distributor HD di Indonesia, Djonnie selalu menjadi orang yang paling sibuk menyiapkan berbagai touring di dalam dan luar negeri demi menjaga loyalitas pelanggannya. Maka, ketika touring ke Phuket, Thailand, beberapa waktu lalu, Djonnie pun ikut. Bahkan, katanya, acara yang digelarnya kala itu termasuk yang terbesar, karena melibatkan 100 pengendara motor besar yang ikut serta.
Touring ke luar negeri bersama keluarga merupakan impian para penggemar motor besar. Sambil menunggu kesempatan itu tiba, mereka terus memuaskan diri dengan menjelajahi rute-rute dalam negeri, sambil memperluas jaringan maupun relasi bisnis baru. Jadi, siapa bilang bisnis, hobi, dan keluarga tak bisa berjalan seiring dalam hobi ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar