Kamis, Juli 17, 2008

Pop Mulhadi, Perintis Executive Lounge di Bandara

Keberadaan Executive lounge (EL) kini sudah menjadi kebutuhan semua orang, khususnya mereka yang sering bepergian dengan menggunakan pesawat terbang. Pengguna fasilitas ini antara lain nasabah bank, pemegang kartu kredit, sampai penumpang umum, terutama kelas bisnis. Dalam perkembangan, EL tak hanya kebutuhan, tapi juga menjadi bisnis jasa yang menjanjikan keuntungan.

Adalah Pop Mulhadi yang merintis bisnis jasa pengadaan dan pengelolaan fasilitas yang juga disebut VIP Room ini pada 1989. Waktu itu, perempuan kelahiran Surabaya, 24 April 1941 ini diminta oleh manajemen Garuda untuk membenahi VIP Room Garuda di Bandara Juanda. “Suami saya memang saat itu menjadi Kepala Bandara Juanda. Saya merasa terpanggil untuk membenahi bandara yang kondisinya kurang terawat,” kata mantan penari, peragawati, dan penyanyi ini.

Pop, begitu panggilannya, kemudian bekerja sama dengan Grup Sampoerna dalam hal pembiayaan renovasi. Sebagai imbalan, segala perlengkapan VIP Room itu, seperti cangkir, asbak, tempat koran, dan lain-lain berlogo Sampoerna. Desain, tata ruang, aksesori, serta pemilihan makanan sepenuhnya dilakukan Pop. Hasilnya, VIP Room rancangan Pop ini dinilai sebagai EL terbaik di masa itu.

Keberhasilan Miss Personality Indonesia 1964 ini dalam menata EL eksklusif mulai diperhitungkan banyak orang. Buktinya, tahun berikutnya ia ditunjuk Citibank untuk membuat EL bagi pemegang Citibank Gold Card. “Inilah pertama kali bank punya fasilitas ruang tunggu di bandara,” kata pemilik sekaligus chief executive officer PT Taurus Gemilang ini. Dengan investasi Rp 450 juta, Taurus menjalin kemitraan dengan puluhan perbankan dalam hal pengadaan EL di beberapa bandara.

Permintaan layanan serupa datang dari beberapa bank lainnya, termasuk dari Bank Mandiri untuk nasabah Mandiri Prioritas. “Inilah pertama EL untuk produk perbankan di Indonesia,” kata finalis Entrepreneur of The Year 2006 versi Ernst & Young, ini. Perkembangan bisnis jasanya yang mengembirakan itu terus berlanjut. Hingga saat ini Taurus telah memiliki 10 EL.

“Saya tak menduga bisnis jasa ini akan berkembang seperti ini,” kata penggemar golf, menari, menyanyi, dan menulis ini. Padahal, awalnya ia ragu, karena usaha ini masih baru di Indonesia. Tak ada usaha yang bisa ia jadikan tolak ukur. Apalagi, ia tak memiliki data jumlah pemegang kartu kredit, nasabah perbankan, maupun pangsa pasarnya. Namun, tekadnya untuk merintis usaha baru begitu bulat.

Lounge yang dikelola Taurus cukup istimewa. Suasananya yang tenang, menu makanan yang beragam, pelayanan yang ramah, dan keberadaan beberapa fasilitas penunjang lainnya, seperti pijat refleksi. Taurus juga selalu menampilkan cirri khas di setiap lounge yang dikelolanya. Kualitas layanan pun tetap terjaga karena Pop kerapkali turun langsung untuk mengawasi kinerja anak buahnya.

Sukses merintis dan mengelola bisnis lounge di bandara, Pop bersama Taurus Gemilang selaku induk usaha juga menggarap bisnis yang lain. Saat ini, pemegang main franchise restoran asal Thailand, Black Canyon Café, ini telah memiliki enam gerai kafe di beberapa kota besar di Indonesia. Perempuan serba bisa ini juga tetap meneruskan usahanya di bidang jasa periklanan dan public relations di bawah bendera Java Ad.

Cukupkah keberhasilan bisnis ini bagi Pop? “Saya tak akan pernah berhenti. Saya selalu melihat celah dan peluang, kemana pun saya pergi,” kata ibu tiga anak ini dengan wajah berseri. Dalam waktu dekat, selain mengembangkan bisnis yang sudah ada, ia berencana terjun ke bisnis properti dengan membangun cluster-cluster kecil, dengan keamanan dan kebersihan yang terjaga. Pengusaha yang juga aktif di berbagai lembagai sosial ini mengaku begitu mencintai semua pekerjaannya ini.

Tidak ada komentar: