Anne Avantie dan kebaya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Bahkan, ia telah menjadi ikon baru dalam hal rancangan kebaya kontemporer di Indonesia. Modifikasi kebaya rancangannya begitu menarik, imajinatif, dan anggun. Serangkaian kebaya yang ditampilkannya juga sarat dengan detail, penggunaan payet, brokat, sulam dan manik, bordir, serta sentuhan benang emas di tepi makin memperkuat kesan gemerlap pada rancangannya.
Desainer kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, ini tampaknya begitu memahami keinginan setiap perempuan yang ingin tampil anggun. Hampir seluruh koleksinya menampilkan siluet feminine dengan potongan ketat menonjolkan lekuk tubuh pemakainya. Kebaya-kebaya modern rancangannya pun tetap memancarkan keanggunan serta aura yang begitu kuat.
Mengeksplorasi pesona kebaya modern menjadi jiwa dan kekuatannya dalam berkarya. Peraih penghargaan Kartini Award 2005 ini memperlihatkan metamorfosa kebaya dalam melewati zaman yang terus berubah. Untuk menciptakan kebaya yang fasionable dan tetap digemari masyarakat, Anne mengadaptasikan warna dan sentuhan modern pada setiap rancangannya. Hasilnya, busana nasional ini bisa bersaing di antara produk fashion dari mancanegara.
Di balik karya-karya kontemporernya, Anne tetap menjunjung tinggi kebaya klasik. “Apa yang saya lakukan ini adalah bakti cinta untuk mempertahankan busana klasik Indonesia ini, dan memberinya warna agar luwes melewati zaman,” ujarnya. Kecintaan Anne pada kebaya yang begitu besar membuat karyanya sangat bernyawa.
Rancangan kebaya kontemporernya muncul dalam berbagai bentuk dan detail. “Saya membuat kebaya dalam berbagai versi. Saya harap, karya saya tidak dibanding-bandingkan dengan yang lain, karena tiap konsepnya memang berbeda. Saya ingin kebaya-kebaya saya bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang,” tutur perancang yang telah bekerja sama dengan Bank Mandiri Prioritas dalam menggelar show tunggal sekaligus meluncurkan buku berjudul “Aku, Anugerah, dan Kebaya” di Hotel Mulia, Jakarta.
Upaya Anne dalam membuat kreasi kebaya hingga setenar sekarang telah melewati perjalanan yang panjang. Sukses yang diraihnya merupakan hasil dari sebuah proses pembelajaran yang tiada henti sejak kecil. Bakat seorang perancang handal ia asah dengan merancang busana tari, pesta, hingga hiasan rambut ketika duduk di bangku sekolah menengah.
Naluri seorang pebisnis mulai terlihat saat alumni SMU Loyola, Semarang, ini memberanikan diri membuka Griya Busana Permatasari, sebuah usaha yang melayani penyewaan kostum tari. Salah satu pelanggannya adalah sebuah kelompok tari, Andromedis Dance. Seiring dengan naiknya pamor kelompok tari ini, nama Anne Avantie pun turut terkenal di Semarang.
Seni tari juga membuat Anne akrab dengan orang-orang dari dunia panggung.
Mereka juga sempat bekerja sama mengadakan pagelaran busana pesta di salah satu arena sepatu roda di Semarang. Tak disangka, baju pesta rancangannya yang memakai aplikasi unik mampu menarik minat banyak orang. Perjalanan hidup kemudian mengantarkannya menjadi seorang desainer besar Indonesia dengan spesialisasi kebaya masa kini.
Anne mengaku tidak pernah menempuh jalur pendidikan formal untuk merancang busana. Kendati tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang mode, rancangannya tidak saja berhasil menyejajarkan dirinya dalam deretan perancang papan atas di Indonesia. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, koleksi kebaya rancangannya selalu dilibatkan dalam pentas pemilihan Putri Indonesia maupun Miss Universe.
Sukses sebagai perancang tidak membuat Anne lupa dengan tanggung jawab maupun kepedulian sosial yand dimilikinya. Anne pun memanfaatkan kariernya untuk mengumpulkan dana yang disumbangkan untuk kegiatan terapi pengobatan. Ia pun tergerak untuk menolong anak-anak cacat penderita pembesaran kepala (hydrocephalus), dengan mendirikan sebuah panti sekaligus klinik pengobatan gratis bagi mereka. “Buat saya, ini adalah resep dalam membangun keseimbangan hidup,” kata Anne, dengan penuh kesahajaan.
Selama 20 tahun berkarya, perjalanan karier Anne sebagai perancang busana telah memberikan kontribusi yang berharga bagi perkembangan dunia fashion di Indonesia. Ia bangga ketika menyaksikan pamor kebaya kembali terangkat. Baginya, kebaya bukanlah semata busana, melainkan perwujudan kekuatan dan anugerah. “Kebaya adalah jalan yang selalu ada dalam hidup saya,” tutur Anne tentang karya-karya yang telah membesarkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar