Kamis, Juli 17, 2008

Terima Kasih Pahlawanku

Penghargaan ini berupa bonus, beasiswa, serta rumah kepada insan olahraga dan generasi muda berprestasi.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Begitulah pepatah berkata. Untuk itu, sebagai bentuk penghargaan atau apresiasi terhadap generasi berprestasi, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Mennegpora) Adhyaksa Dault menyerahkan penghargaan kepada insan olahraga dan generasi muda berprestasi.

“Dalam kondisi bangsa seperti sekarang ini, hanya ada dua hal yang dapat meningkatkan semangat nasionalisme kita yaitu budaya dan olahraga. Untuk itu, sudah seharusnya kita memberikan apresiasi kepada insan-insan olahraga dan generasi muda berprestasi yang telah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional,” kata Mennegpora Adhyaksa Dault.

Penyerahan penghargaan ini dilaksanakan secara simbolis di sebuah acara bertajuk “Terima Kasih Pahlawanku” di Smesco Promotion Center (SPC) Jakarta, Sabtu (7/6) lalu. Tidak hanya memberikan penghargaan pada atlet berprestasi, Mennegpora juga memberikan apresiasi terhadap para mantan atlet serta generasi muda berprestasi lainnya.

Dalam acara itu, pemerintah melalui Kantor Mennegpora menyerahkan penghargaan rumah, masing-masing senilai Rp100 juta kepada 45 mantan atlet nasional. Penghargaan rumah untuk mantan atlet ini secara simbolis diserahkan kepada dua orang yang mewakili, yaitu Suratmi (atletik) dan Little Pono (petinju). Penghargaan berupa rumah ini juga antara lain diterima oleh Rahmi Kurnia (tae kwon do), alm. Sukarman (gulat), Sutiono (balap sepeda), Siswoyo (angkat besi), Siti Dwi Astuti (pencak silat), Wayan Sudiana (bola voli), Praptiningsih Rahayu (yudo), dan sejumlah mantan atlet berprestasi lainnya.

Little Pono, mantan atlet tinju bersorak kegirangan ketika diminta tampil di panggung untuk menerima penghargaan. Ia menyatakan rasa bangganya karena jerih payahnya selama ini mengharumkan Indonesia mendapat apresiasi dari negara. “Kini saya tidak usah mengontrak rumah lagi,” ucapnya gembira.

Penghargaan kepada mantan atlet berprestasi tersebut merupakan tahap pertama dari total rencana 100 rumah yang akan diserahkan untuk anggaran 2008. Sisa 55 rumah, menurut rencana, diserahkan pada dua tahap berikutnya, yaitu Agustus dan September 2008. Menurut Adhyaksa, pemberian rumah tersebut merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk memberikan apresiasi dan penghargaan kepada mantan atlet berprestasi yang telah berjasa mengharumkan nama bangsa di berbagai kegiatan olahraga internasional di luar negeri.

Sejak pemerintah menggulirkan program penghargaan rumah kepada mantan atlet berprestasi pada 2006 lalu, pemerintah secara berkesinambungan memberikan 100 rumah setiap tahunnya. Untuk tahun ini, sekitar 800 pengajuan dari mantan atlet yang masuk ke Kantor Mennegpora, tapi hanya 100 rumah yang bisa disediakan. ”Setiap tahun pemerintah berencana untuk memberikan penghargaan berupa rumah kepada 100 mantan atlet. Karena anggaran yang terbatas, saya meminta kepada mereka yang belum kebagian untuk bersabar,” kata Adhyaksa.

Sampai saat ini, Kantor Mennegpora telah membagikan sebanyak 155 rumah, masing-masing 10 rumah pada 2006, 100 rumah pada 2007 dan 45 rumah pada 2008. Pada akhir 2008, jumlah tersebut akan bertambah menjadi 210 sampai akhir 2008. Program pemberian rumah bagi para mantan atlet ini juga terselenggara atas kerja sama dengan Kementerian Negara Perumahan Rakyat.

Selain memberikan penghargaan rumah kepada mantan atlet, Mennegpora juga memberikan penghargaan kepada insan olahraga dan generasi muda berprestasi lainnya, seperti almarhum Sophan Sophiaan yang telah berjasa bagi bangsa dan negara, Tim Piala Uber Indonesia 2008, atlet Para Games 2007 di Thailand, petenis cilik Nadia, pelukis cilik Andri, serta grup band remaja Lantro Band yang mendapat penghargaan di Sanremo, Italia.

Tim Piala Uber yang diwakili Vita Marissa, Lilyana Natsir, dan pelatih Marleve Mainaky mendapat bonus masing-masing sebesar Rp50 juta atas prestasi mereka melampaui target hingga melaju ke final sebelum dikalahkan juara bertahan China.

Sedangkan penghargaan kepada almarhum Sophan Sophiaan yang meninggal dunia akibat kecelakaan saat mengendarai motor besar guna memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional beberapa waktu lalu, diterima oleh Widyawati. “Saya tidak mengira mendapat penghargaan ini dari pak Adhyaksa Dault. Beliau sangat apresiatif sekali terhadap mereka yang telah menunjukkan prestasi kepada bangsa dan negara,” papar Widyawati, sambil menahan rasa haru.

Berbagai penghargaan tersebut, kata Adhyaksa, sebagai wujud apresiasi Pemerintah yang diraih oleh pemuda baik di bidang olahraga maupun lainnya. Di tengah kondisi yang serba memprihatinkan di mana anggaran yang tipis, Adhyaksa mengakui tetap akan memberikan penghargaan yang terbaik pada mereka yang berprestasi. “Kita tetap berkomitmen untuk menghargai prestasi atlet. Meski dalam kondisi minim, tetap kita memberikan yang terbaik,” katanya.

Bukan sekali ini saja Pemerintah akan memberikan penghargaan. Pada kesempatan berikutnya, menurut Adhyaksa, Pemerintah juga akan memberikan penghargaan serupa terhadap mereka yang berprestasi pada peringatan Hari Olahraga Nasional serta Hari Sumpah Pemuda, September dan Oktober mendatang, serta pada peringatan hari besar nasional lainnya.

Tidak ada komentar: