Kecermatan dalam membaca peluang, naluri yang tak mudah berpuas diri, dan kemampuan dalam mempelajari trik dan strategi bisnis dengan cepat adalah persyaratan lain yang dimiliki Roni, panggilan akrabnya. Tiga hal inilah yang seringkali ia lakukan sebelum mendirikan dua usaha yang dikelolanya sekarang ini. Pengusaha muda yang sempat menjadi karyawan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pelayaran ini berkata, “Terus terang, saya banyak belajar ketika bekerja pada orang, termasuk trik dalam berbisnis di bidang ini.”
Pria kelahiran Jakarta, 8 Agustus 1977, ini pun sempat merasakan bagaimana susahnya merintis karier sebagai karyawan profesional di tengah himpitan persaingan yang keras. “Saya pertama kali diterima menjadi staf operasional pada 1997, dan disuruh kesana kemari oleh atasan,” kata alumni Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta, ini. Berbagai cacian dan kemarahan atasan juga ia rasakan. Namun, Roni tetap berusaha tegar menerimanya. “Itu ilmu buat saya,” katanya.
Selama berkarier, ia mempelajari seluk-beluk dunia pelayaran, berikut pengadaan dan perbaikannya. “Saya memang agak cepat dalam mempelajari sesuatu,” tutur Roni, yang sempat bercita-cita menjadi karyawan perbankan, ini. Hasilnya, setelah lima tahun bekerja, penggemar golf dan balap motor ini pun merintis usaha di bidang transportasi laut dengan membawa nama PT Sagakos Intec bersama seorang rekannya pada 2002.
Sejak memutuskan untuk merintis usaha sendiri, Roni merasa tertantang untuk membuktikan pada banyak orang bahwa ia pun bisa berdiri di atas kaki sendiri. “Bedanya dengan karyawan yang cuma menunggu perintah, saya bertanggung jawab 100% demi kemajuan usaha ini. Saya tertantang untuk memberikan keuntungan bagi perusahaan sesuai target yang ditetapkan,” kata anak pertama dari dua bersaudara ini. Roni pun mengaku bebas melakukan inovasi dan menuruti naluri bisnis yang ia miliki.
Tak jarang pula merasakan ketidaknyamanan, karena tingkat persaingannya yang begitu tinggi. “Kalau kita lengah, orang lebih cenderung memanfaatkan keadaan. Jadi, dalam berbisnis kita juga mesti memiliki banteng yang tangguh, aman, dan tidak gampang roboh,” tuturnya. Dengan konsep dan strategi yang jitu, ia mampu melewati ketatnya kompetisi ini dengan lancar. Roni pun terus mengendalikan laju usahanya dengan penuh optimistis.
Sampai sekarang, pengusaha yang juga mendirikan usaha konstruksi di bawah naungan Beringin Putra Adiperkasa ini, telah memiliki sekitar tiga kapal laut. Selain dipakai untuk perusahaan sendiri untuk mendistribusikan peralatan konstruksi, ada juga yang disewakan kepada perusahaan pertambangan dan pengeboran. “Kami fokus di dua sektor ini dulu. Terlalu banyak usaha pusing juga,” ucapnya, sambil tertawa lepas.
Walaupun sukses membangun usaha, Roni mengaku, kerja keras dan usaha yang strategis dalam mempertahankan stabilitas usaha tetap diperlukan. Hingga kini ia tetap terbiasa pulang sampai larut malam. “Saat main golf pun, saya tetap bekerja sambil membangun relasi bisnis baru,” kata penggemar mobil mewah ini, dengan wajah serius. Tak kenal lelah, ia terus berusaha untuk menghasilkan yang terbaik bagi perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar