Kamis, Juli 24, 2008

Investasi Bagi Pendidikan Buah Hati Anda

Sebagai orang tua yang bijak, Anda tentu mempersiapkan segala sesuatunya untuk buah hati Anda. Sejak si buah hati masih dalam kandungan Anda sudah mulai mempersiapkan nama, baju bayi, kamar tidur, dan berbagai keperluan lainnya untuk si kecil. Namun, kebanyakan orang tua seringkali hanya membuat rencana jangka pendek bagi anak-anak mereka. Biaya pendidikan, misalnya. Tidak sedikit di antara kita yang menemukan orang tua yang mendadak pusing tujuh keliling ketika anak mereka akan masuk sekolah.

Perencanaan yang dilaksanakan dengan tenggat waktu satu bulan atau satu tahun ke depan merupakan periode investasi yang sangat pendek. Dalam dunia investasi, hampir tidak ada yang bisa dilakukan dalam jangka waktu yang sesingkat itu untuk memperoleh dana yang cukup selain dengan cara klasik, yaitu menjual aset atau meminjam.

Yang menjadi pokok persoalan sekarang, apakah menyekolahkan anak selalu berarti harus kehilangan aset yang telah Anda kumpulkan atau terpaksa meminjam untuk kebutuhan jangka pendek? Tentu saja tidak. Investasi adalah jawaban atas kebutuhan pendidikan anak Anda. Melalui investasi Anda bisa menyekolahkan anak dengan lancar. Anda pun dapat mempertahankan aset Anda tetap pada tempatnya.

Salah satu instrumen yang dimaksud tersebut adalah Reksa Dana. Memang investasi selalu beriringan dengan risiko. Namun, sebenarnya risiko yang ada dalam investasi Anda bisa dikelola dengan mengalokasikan dana Anda pada instrumen yang tepat pada saat yang tepat pula.

Katakanlah sekarang kita akan menyusun sebuah rencana investasi biaya kuliah bagi anak Anda yang saat ini kita asumsikan baru saja lahir dan akan masuk ke perguruan tinggi pada usia 18 tahun. Sejak ia lahir hingga berusia 5 tahun (berarti Anda memiliki masa investasi selama 15-18 tahun ke depan), merupakan waktu yang tepat untuk memacu kencang kendaraan investasi Anda. Pada masa ini Anda bisa mengalokasikan dana pada instrumen yang memiliki tingkat pengembalian (return) yang tinggi dan tentunya memiliki tingkat risiko yang tinggi pula.

Pada saat ini Anda bisa mengalokasikan 80% dana investasi Anda pada instrumen Reksa Dana Saham, 10% pada Reksa Dana Obligasi, dan 10% lagi bisa Anda simpan dalam bentuk Reksa Dana Pasar Uang. Dengan asumsi pertumbuhan yang mencapai 20%-30% per tahun, Reksa Dana Saham sangat cocok sebagai sarana pembentuk pondasi awal dana pendidikan anak Anda.

Setelah anak Anda memasuki usia 6-12 tahun (berarti anda memiliki waktu investasi selama 6-12 tahun), saatnya untuk mengerem sedikit laju kendaraan investasi Anda. Dengan demikian, Anda harus mulai memperbesar porsi obligasi dalam instrumen investasi dengan komposisi Reksa Dana Saham sebesar 70%, 20% pada Reksa Dana Obligasi, dan 10% pada Reksa Dana Pasar Uang.

Tahap berikutnya adalah tahap menjelang final. Saat anak Anda memasuki usia 13 tahun hingga 17 tahun, berarti Anda masih memiliki waktu investasi selama 1-5 tahun. Pada tahap ini laju kendaraan investasi Anda harus lebih diperlambat, karena risiko akan menjadi sesuatu yang fatal bagi rencana secara keseluruhan.

Strategi yang tepat dalam tahap ini adalah memperbesar komposisi Reksa Dana Obligasi dan Reksa Dana Pasar Uang Anda, dengan komposisi 20% alokasi dana pada Reksa Dana Saham, 60% pada Reksa Dana Obligasi, dan 20% pada Reksa Dana Pasar Uang.

Sekarang, mari kita lihat apa yang akan terjadi di masa mendatang. Asumsikan bahwa anak Anda akan masuk perguruan tinggi bulan depan. Dalam tahap ini, alokasikan semua dana yang dibutuhkan untuk pendidikannya selama satu tahun ke dalam Reksa Dana Pasar Uang. Sisanya bisa Anda alokasikan 100% pada Reksa Dana Obligasi. Anda dapat melakukan hal yang sama pada tahun-tahun berikutnya.

Sekarang kita coba melakukan simulasi untuk melihat bagaimana strategi tadi bekerja. Asumsikan bahwa Anda menyekolahkan anak ke perguruan tinggi hingga tamat selama lima tahun, sebagai berikut:

  • Uang Masuk + SPP 1 tahun = Rp 40 juta
  • Biaya hidup perbulan (kos, transportasi, buku, fotokopi, dan lainnya) = Rp 1 juta
  • SPP per tahun (setelah tahun pertama) = Rp 3 juta

Asumsi lama pendidikan sekitar lima 5 tahun. Dengan demikian maka kebutuhan selama lima tahun adalah:

  • Uang Masuk + SPP 1 tahun = Rp 40 juta
  • SPP @ 3 juta x 4 tahun = Rp 12 juta
  • Biaya hidup = 1 juta per bulan x 12 juta per tahun x 5 tahun = Rp 60 juta

Total biaya pendidikan selama lima tahun = Rp 40 juta + Rp 12 Juta + Rp 60 juta = Rp 112 juta. Dengan asumsi inflasi per tahun 10 %, maka total biaya yang akan Anda butuhkan untuk pendidikan anak dalam 18 tahun ke depan kira-kira sebesar Rp 623 juta.

Sekarang kita evaluasi satu persatu instrumen ini. Instrumen pertama adalah Reksa Dana Saham. Meski ada Reksa Dana Saham yang mampu memberikan return lebih dari 80% per tahun, namun instrumen ini memiliki tingkat risiko yang tinggi pula. Oleh karena itu, ada baiknya Anda bersikap lebih realistis, dengan mengasumsikan bahwa return dari Reksa Dana Saham akan sama dengan 20% per tahun. Instrumen kedua adalah Obligasi. Secara statistik instrumen ini memiliki tingkat return sebesar 14 % per tahun. Sedangkan instrumen terakhir adalah Reksa Dana Pasar Uang yang memiliki tingkat return sebesar 7% per tahun.

Karena tingkat return dari portofolio adalah rata-rata tertimbang dari semua instrumen yang membentuknya, maka dapat dihitung perkiraan return dari portofolio Anda dari tahun ke tahun. Untuk tahun pertama hingga tahun kelima, secara statistik Anda akan memperoleh tingkat return sebesar 18.1% per tahun. Untuk tahun keenam hingga ke-12 portofolio Anda akan memiliki tingkat return sebesar 17.6% per tahun. Sedangkan untuk tahun ke-13 hingga ke-18 portfolio Anda akan memiliki tingkat return sebesar 14% per tahun.

Dengan komposisi return seperti ini, maka ketika buah hati Anda lahir, Anda harus segera menyisihkan dana sebesar Rp 33 juta untuk berinvestasi guna menunjang dana pendidikannya 18 tahun yang akan datang. Dengan demikian, masa depan pendidikan buah hati Anda pun terjamin.

Tidak ada komentar: