Sepotong senja yang bising. Enam mobil cebol terlihat adu kecepatan di landasan. Raungan knalpotnya begitu memekakkan telinga, bersahut-sahutan laiknya sebuah kejuaraan resmi. Seakan tak peduli, para pembalap terus menggeber pedal gas habis-habisan. Tak ubahnya tingkah polah para pembalap profesional, mereka pun berlomba memacu mesin tunggangannya menncapai garis finish.
Kian malam, sirkuit Speedy Karting, sebuah arena rental gokart di Hanggar Teras, Pancoran, Jakarta Selatan, itu makin ramai pengunjung. Sejumlah profesional maupun eksekutif muda tampak antusias menyalurkan jiwa balap mereka. Bukan untuk mengukir prestasi, melainkan sebagai sarana olahraga malam yang penuh kejutan.
Di bawah embun malam, mereka adu ketangkasan dalam mengendalikan mobil kate itu. Sebagian di antara mereka bahkan memanfaatkan arena gokart sebagai ajang hiburan. Lihat saja Bambang Nurdiansyah. Tak peduli dengan keremangan, bekas pemain sepakbola nasional ini secara rutin bertandang ke Speedy Karting untuk sekadar menggelontorkan rasa jenuh. “Saya makin stress kalau tidak main,” kata mantan pelatih timnas sepakbola ini.
Berolahraga atau melakukan permainan yang ekstrem dan menantang di malam hari? Kenapa tidak. Bagi kalangan profesional, malam hari tampaknya menjadi pilihan yang tak terelakkan. Memang, olahraga ini bisa dilakukan kapan saja, baik siang atau malam hari.
Selain akhir pekan atau di hari libur, nyaris tak ada waktu bagi para profesional untuk menyalurkan hobi maupun hasrat berkelana mereka. Makanya, sebagian mereka yang kadung jatuh cinta dengan gokart mesti bermain selepas jam kerja. Mereka rela pulang terlambat ke rumah demi mobil mini tersebut.
Dan, Itulah keunikan sekaligus tantangannya. Bagi yang awam, olahraga malam yang menantang, termasuk gokart, tak ubahnya bercanda dengan maut. Dengan penglihatan yang ala kadarnya, mereka memacu gokart dengan kecepatan tinggi. Deru mesin dan asap knalpot para pemain pun membelah jalanan yang hanya dibatasi ban-ban bekas yang terjejer. Hanya lampu-lampu sirkuit sebagai penderang.
Kendati permainan ini tergolong high risk, demam bermain gokart di malam hari telah berubah menjadi kegiatan yang menyenangkan. Tengok saja, sejumlah sirkuit menjamur di ibukota. Selain Speedy Karting, ada Redline Sirkuit di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Di Jakarta bagian Utara, terdapat Gokart Racing di Sirkuit Kelapa Gading. Belum lagi gelanggang balap di pinggiran Jakarta.
Di gelanggang-gelanggang sirkuit inilah sejumlah orang yang gandrung pada kegiatan seru dan mendebarkan bisa memompa adrenaline mereka. A Miauw, operasional manager Speedy Karting menjelaskan, para pengunjung landasan sirkuitnya kebanyakan kaum pekerja, eksekutif, anak muda, hingga pembalap profesional. Makanya, untuk memuaskan hasrat maupun tantangan pengunjung, ia membuka gerai rentalnya hingga pukul 21.00.
Jenuh berkutat di sirkuit mini, para eksekutif menjajal nyali dan keberanian mereka di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat. Mereka pun menjadikannya sebagai menu permainan di malam hari. Roy Djoyorahardjo, produser eksekutif Gitano Produktion, bercerita, dengan gokart kesayangannya, ia biasa melepas katup penat di landasan pacu bersama kolega-koleganya. "Lumayan buat melemaskan otot," kata lelaki yang juga gemar bermain wakeboarding ini.
Urusan hobi dan permainan, khususnya di bidang otomotif, Sirkuit Sentul menyajikan olahraga malam yang lebih beragam. Di samping gokart, sirkuit berskala internasional ini juga menyuguhkan aneka permainan yang tak kalah mendebarkan. Para pembalap profesional maupun penggemar sering menyelenggarakan rally bersama, drag race, atau trek-trekan dengan motorsport maupun motor besar. Ada yang namanya superbike, ada pula yang menyebut motorcross.
Pengalaman Dyan Dilato tampaknya patut disimak. Direktur Utama PT Yahatama Ekspres ini memang sejak lama doyan kebut-kebutan dengan motorsport. Setiap pekan, lelaki berbadan tegap itu mengajak rekan bisnisnya memacu kuda besi di arena sirkuit. Perhelatan adu gas para eksekutif itu tentu berbeda dengan kegiatan para crosser profesional. Kalau pun dilombakan, pasti lebih banyak unsur fun-nya.
Acara kebut-kebutan sekaligus kumpul-kumpul tersebut juga sering dilakukan Dian di malam hari. Bahkan, pertaruhan nyawa itu terasa kian syur jika dilakukan berbarengan dengan event-event khusus. Malam pergantian tahun, misalnya. Para otomania itu kerap berhura-hura dan menanti ufuk tahun baru dengan melakukan trek-trekan.
Ditemani raungan dan deru mesin berkekuatan 750 cc hingga 1.000 cc, malam tutup tahun terasa lebih indah bagi mereka. “Biasanya dari sore hingga larut malam kami balapan di sana,” ujar Dyan, menambahkan. Tak jarang, adu balap tersebut diperlombakan antarsesama eksekutif yang lain. “Ramai dan seru jadinya,” kata eksekutif yang sempat menjuarai beberapa kejuaraan motorcross ini.
“Berhura-hura” dengan nyawa tak cuma urusan otomotif dengan kecepatan yang tinggi. Meliuk-liuk di tengah jeram yang ganas merupakan kegiatan lain yang digemari banyak kalangan, utamanya di malam hari. Bahkan, di antara para eksekutif, berarung jeram di malam hari atau juga dikenal dengan sebutan night rafting, seakan menjadi gengsi dan kebanggaan tersendiri.
Sejak lama Sungai Citarik dijadikan ajang “taruh nyawa” bagi para lelaki. Di siang bolong, mengarungi arus sungai yang liar begitu mendebarkan. Perahu karet bisa terbalik oleh jeram yang ganas. Lolos dari pusaran air, batu-batu cadas pun siap melumat badan. Tak terbayangkan rasanya jika arung jeram dilakukan di malam hari.
Namun, PT Arus Liar, perusahaan yang bergerak di bidang petualangan, termasuk arung jeram, seakan tak mau berkutat dengan ketakutan yang dibuat-buat. Buktinya, sejak empat tahun lalu, night rafting menjadi paket reguler yang ditawarkan pada publik. “Kami ingin memberikan inovasi atau tantangan baru bagi eksekutif yang menyukai petualangan,” kata Amalia Yunita, General Manager PT Arus Liar.
Kendati sarat tantangan dan berisiko tinggi, kegiatan ini mendapat respon positif dari banyak kalangan. Yuni menambahkan, sejak dibuka, paket night rafting tak pernah sepi peminat. Ada yang mengambil untuk merayakan ulang tahun, menjamu relasi, atau menjadi salah satu alternatif hiburan bagi rekan sekantor. Malah, setiap event pergantian tahun, paket ini mendulang hingga ratusan pendaftar.
Kemasan acaranya memang unik. Selain rafting, acara malam diisi dengan hiburan musik, lagu, games, kembang api, api unggun, barbeque, dan door price. Perahu-perahu karet mulai digiring begitu santap malam usai. Demi keamanan, aksesori light stick –sejenis lampu yang sering ditemui di klub malam, menjadi penerang tambahan. Alat ini menempel di setiap perahu dan pelampung.
Lalu, suasana malam dihiasi dengan teriakan dan canda tawa para awak. Suara mereka seakan ingin meredam derasnya arus sungai. Mereka tampak begitu tegang, meringis, memejamkan mata saat wajah tubuh tersembur air, dan tersenyum lega begitu sukses melewati tikungan arus yang ganas. Perahu karet terus bergoyang, meliuk-liuk mengikuti arus. Tak lupa, penumpangnya itu terus mengayuh menjaga keseimbangan perahu.
Kegiatan night rafting ternyata mampu menyuguhkan suasana yang lain. Utamanya bagi eksekutif yang menyukai petualangan. “Saya Benar-benar puas. Seperti mengendarai mobil tanpa rem saja. Beban pikiran yang dibawa dari rumah atau kantor sepertinya hilang.,” ujar Dedi Rinaldi, konsultan properti, yang sempat mengikuti acara ini.
Olahraga yang sekaligus rekreasi ini pun jadi kegemaran banyak orang. Selain mengajak rekan bisnis atau teman sekantor, para eksekutif juga mulai berani memboyong keluarga guna menikmati night rafting. “Kami yakin, suatu saat, night rafting tak cuma jadi tren, tapi juga kebutuhan,” kata Yuni, optimis. Sebuah kebutuhan, memang. Sebab, hidup yang tak teruji, kata Plato, tak layak dijalani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar