Merenda karier dari panggung modeling yang penuh kilau, perempuan kelahiran
Cathy, begitu panggilan kecilnya, memang dikenal sebagai salah satu VJ (Video Jockey) MTV Indonesia, selain sebagai bintang iklan dan aktris film. Setelah memutuskan berhenti dari VJ, ia pun makin meneguhkan hati dengan dunia layer lebar. Sebagai pemain baru layar lebar, Cathy mempunyai banyak obsesi. Ia ingin memerankan sebanyak mungkin tokoh kontroversi yang menantang, seperti berperan sebagai perempuan homoseks atau psikopat.
Bahkan, ia berniat akan menjajal semua peran yang ditawarkan kepadanya. Bukan berarti ia akan menerima lakon apa saja. Dara berwajah indo ini tetap selektif agar kemampuan aktingnya lebih terasah dan terarah. Simak film terbarunya, Sang Dewi. Ia berperan sebagai Jessie, sosok yang mencoba memahami pilihan sahabatnya walaupun hati kecilnya tidak memiliki ruang untuk itu.
Dalam film ini, Cathy dihadapkan pada kondisi yang membuatnya harus memahami perasaan sahabatnya. Padahal, ia tidak suka dengan pilihan yang dilakukan sang sahabat. Tapi, demi persahabatan, relung rasanya pun ia korbankan. “Nah, peran inilah yang mendorong saya harus bisa masuk ke dalam sosok itu, dan tentu saja enggak gampang karena ada semacam pertempuran mental yang mesti saya mainkan,” katanya panjang lebar.
Di film ini pula ia menanggalkan karakter feminin, dan merubah diri menjadi seorang gadis tomboi. Bukan hanya bergaya seperti pria, Cathy juga tertantang melakukan banyak hal yang identik dengan kaum lelaki. Salah satunya, merokok, yang memang tidak ia sukai sejak lama.
"Cara ngomong pun harus diubah agak garang. Perilakunya cuek dan asal. Makanya, aku agak sulit berperilaku seperti itu. Pokoknya, Jessie itu jauh banget dari aku yang asli," ujarnya lagi.
Bahkan, dia harus menjalani scene terkena bogem mentah lawan mainnya. Sebab, dalam film tersebut, sosok Jessie akrab dengan dua petinju. Singkat cerita, dua petinju itu terlibat kesalahpahaman dan Jessie berada dalam posisi hendak melerai. Sialnya, niat baik sang pelakon berbalas pukulan dari teman-temannya.
Menurut Cahty, justru di situlah dirinya merasakan pengalaman berbeda. Sebuah atmosfer yang tak pernah ia dapatkan dan rasakan sebelumnya. Haru dan menegangkan. "Di situ adegannya sedih banget sekaligus hancur-hancuran. Tapi, justru aku paling suka adegan ini," tegasnya.
Begitulah kehidupannya kini. Sebagai aktris berbakkat, Cathy mengukuhkan diri bahwa bahwa ia tak semata melintas di jagad hiburan. Ia hadir, menghibur, dan mengabdikan diri. Oleh karenanya, tawaran untuk membintangi acara Extravaganza yang fenomenal di sebuah saluran tv terrestrial pun datang menyambanginya.
****
Dalam kamus kehidupan Cathy, dunia entertainment adalah bagian dari kesibukan. Kegiatan lainnya adalah merintis usaha di bidang kecantikan dan perawatan tubuh. Salon yang terletak di kawasan Setrasari,
Usaha yang berkibar sejak Mei 2007 lalu ini menyiratkan dua hal. Investasi dan
Disebutkan, kesibukannya mengelola salon bukan berarti dirinya pensiun dari dunia akting, karena itu akan terus berperan dalam dunia hiburan di Tanah Air. Salon adalah jembatan menuju impiannya yang lain. “Ingin juga jadi pengusaha yang sukses dan bisa membuka lapangan kerja buat orang lain,” katanya dengan wajah berbinar.
Salon juga pertanda sebuah semangat
Sosoknya memang mencerminkan seorang yang peduli pada
Menurut Cathy, cantik tanpa narkoba bisa memiliki berbagai makna. Cantik sendiri, lanjutnya, tidak sekadar dapat dilihat berdasarkan penilaian pada wajah serta penampilan seseorang. Kepribadian bisa menjadi salah satu kriteria cantik. Sambil melumat kentang goreng, ia berujar, “Bagi saya, menghindari narkoba hanya karena ingin tampil cantik atau percaya diri adalah harus.”
Atas peran dan kepeduliannya ini, perempuan berdarah Prancis ini didaulat sebagai Duta Media Against Drugs, bersama sejumlah rekan seprofesinya. "Aku akan menyerukan agar muda-mudi tetap pede tanpa narkoba," ujarnya sambil menambahkan, “Yang penting enak buat diri, tapi jangan sekali-kali menggunakan narkoba.”
Entah sampai kapan…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar