Kamis, Juli 17, 2008

Saatnya Berinvestasi untuk Tulang Anda

Kita seringkali tak menyadari beratnya beban tulang sebagai tempat bergantung seluruh anggota tubuh. Umumnya, kita baru sadar akan pentingnya kesehatan tulang ketika ia tak mampu lagi bekerja sebagaimana mestinya. Kinilah waktunya untuk menabung dan berinvestasi untuk tulang, demi masa depan Anda yang gemilang.

Tubuh manusia terdiri atas 40 persen cairan, 30 persen otot, 20 persen jaringan cadangan lemak, dan 10 persen lainnya adalah tulang. Meskipun prosentase tulang paling sedikit, 90 persen beban tubuh menempel dan disangga oleh kerangka yang terdiri dari 206 tulang. Data ini menunjukkan bahwa peran tulang begitu penting dalam tubuh kita. Selain menjadi pilar utama dalam menopang tubuh, mendukung otot, serta melindungi jantung dan paru-paru, tulang juga bertindak sebagai tempat persediaan kalsium.

Tulang memiliki jaringan dan struktur tersendiri, terdiri dari protein (kolagen, glikoprotein, dan proteoglikan) dan mineral (kalsium dan phosphor). Perkembangannya begitu dinamis. Dalam menjalankan kewajibannya, ia selalu mengalami proses pembentukan dan perombakan. Secara tetap dan teratur pula tulang melakukan regenerasi, mengganti tulang yang keropos dengan tulang baru dan segar.

Dalam tubuh yang berfungsi dengan baik, tingkat kalsium yang dibutuhkan selalu tersedia dalam plasma darah. Setiap hari tubuh kita menerima dan mengeluarkan kalsium. Pada orang dewasa yang sehat, perputaran kalsium dari tulang adalah sekitar 500 mg. Apabila asupan kalsium tidak memadai, maka tulang akan melepaskan persediaan kalsium ke dalam darah. Jika ketidakseimbangan antara jumlah kalsium yang diserap dan jumlah kalsium yang dilepas terus berlanjut dalam jangka waktu lama, maka persediaan kalsium di dalam tulang akan menipis. Kondisi inilah yang dapat mengakibatkan menurunnya massa dan kepadatan tulang, sehingga tulang menjadi keropos.

Pengeroposan tulang (disebut dengan osteoporosis) merupakan penyakit tulang yang banyak dikeluhkan orang sejak lama. Kejadiannya sulit dilihat dari penampakan fisik luar. Penyakit yang menyerang secara diam-diam (silent disease) ini memang berkembang secara lambat dan bertahap. Kondisi rendahnya massa tulang dan tulang keropos ini biasanya baru disadari setelah kondisi tulang lebih kecil mudah patah.

Sampai sekarang, osteoporosis masih sulit disembuhkan secara menyeluruh. Kendati demikian, resikonya dapat dikurangi melalui kontrol terhadap faktor yang menjadi penyebab munculnya penyakit ini. Karena itu, kita mesti mempertahankan kepadatan tulang sekaligus menabung atau sejak usia muda agar resiko terkena osteoporosis pada saat tua bisa dihindari. Menabung dimaksudkan sebagai usaha untuk meningkatkan asupan kalsium sejak dini karena kadar puncak kepadatan tulang terjadi pada usia 20 sampai 30 tahun.

Salah satu tindakan pencegahannya adalah mengurangi laju kehilangan massa tulang dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup, menerapkan pola hidup sehat, rutin periksa dokter, minum obat yang disarankan, dan kalau perlu terapi hormon. Tulang keropos juga bisa dicegah dengan melakukan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur. Olahraga yang tepat bagi kekuatan tulang adalah gerakan fisik yang membebani tulang, seperti berjalan, berdansa, melompat, naik tangga, dan fitness. Selain dapat memperkokoh kekuatan tulang, olahraga teratur juga dapat memelihara kemampuan sel otak terus menerus sehingga orang tetap memiliki daya ingat yang kuat ketika memasuki usia lanjut.

Kini saatnya berinvestasi pada tulang. Jangan biarkan osteoporosis menggerogoti tulang Anda. Tulang yang kuat dan sehat adalah modal yang sangat berharga untuk memperoleh kualitas hidup yang optimal. Kesehatan tulang juga merupakan penopang mobilitas serta produktivitas Anda sehingga mampu tetap berperan aktif hingga di masa tua. Dengan kesehatan dan kualitas hidup yang baik, Anda akan tetap mampu berprestasi serta berbuat lebih banyak bagi diri dan orang lain.

Boks 1:

Si Mineral Superstar

Tidak ada sistem organ utama tubuh kita yang tak bergantung pada kalsium. Selain penting untuk kesehatan tulang dan gigi, kalsium juga berpengaruh dalam produksi enzim dan hormon. Pasokan kalsium juga berperan dalam sistem pembekuan darah, kontraksi otot, serta menjaga sel dan jaringan penghubung lainnya di dalam tubuh.

Kalsium terbukti mampu mencegah beragam penyakit yang menyerang tubuh, seperti tekanan darah tinggi, kanker colon (usus besar), batu ginjal. Kalsium ternyata juga sangat efektif dalam menurunkan berat badan. Karena beragam fungsinya yang begitu penting, kalsium dijuluki Mineral Superstar.

Kandungan kalsium ini bisa diperoleh dari susu, keju, teri, sayur kangkung, bayam, serta berbagai jenis kacang-kacangan. Pasokannya cukup penting sepanjang hidup kita. Kalsium merupakan mineral utama pembentuk tulang. 99% kalsium berada dalam tulang dan gigi. Sedangkan 1%nya ada di dalam cairan tubuh dan jaringan lunak.

Ibarat tabungan di bank, semakin sering anda memasok kalsium yang dibutuhkan, semakin banyak persediaan kalsium dalam tubuh. Oleh sebab itu, kita harus menjaga agar kalsium yang keluar tetap seimbang dengan kalsium yang masuk. Untuk manusia dewasa, jumlah kalsium yang mesti dikonsumsi antara 1000 mg – 1300 mg per hari.

Bila tubuh kekurangan kalsium, tubuh akan mengambilnya dari tulang. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus, tulang tak lagi bisa mempertahankan dirinya sendiri. Bersamaan dengan massa tulang yang terus berkurang, ia akan menjadi rapuh, tipis, berlubang, dan mudah patah. Waspadalah.

Boks 2:

Siapakah yang Beresiko Terkena Osteoporosis?

  • Usia lanjut. Semakin tua usia seseorang, kemampuan tubuh menyerap kalsium oleh usus semakin berkurang.
  • Wanita. Menurut Departemen Kesehatan RI, wanita memiliki resiko osteoporosis lebih tinggi, yaitu 21,7% daripada pria yang hanya 14,8%. Walaupun kemungkinannya tak sebesar pada wanita, pria juga beresiko terkena penyakit ini.
  • Kurang gizi atau diet yang terlalu ketat.
  • Kekurangan asupan nutrisi, terutama kalsium dan Vitamin D (kurang dari 400 mg per hari).
  • Mempunyai gaya hidup yang tidak sehat, antara lain kurang berolahraga, banyak merokok, dan mengkonsumsi alcohol, minuman ringan, serta minuman yang berkafein.
  • Mengalami menopause dini (sebelum umur 45 tahun) atau telah mengalami menopause.
  • Genetik. Memiliki postur tubuh yang kurus dan kecil, seperti orang-orang Asia.
  • Memiliki sejarah penyakit osteoporosis dan patah tulang dalam keluarga, atau pernah mengalami patah tulang di masa lalu.
  • Rendahnya tingkat hormon seksual (estrogen pada wanita dan testosteron pada pria).
  • Dalam pengobatan dan penyakit tertentu yang mempercepat kehilangan massa tulang atau mempengaruhi metabolisme tulang, misalnya pemakaian obat-obatan kortikosteroid, absorpsi gizi yang buruk, dan penyakit ginjal kronis.

Tidak ada komentar: