Kamis, Juli 17, 2008

Trekking di Utara Thailand

Sawasdee Khrap!" Sapaan khas warga Thailand ini terdengar kala mereka bertemu dengan tamunya. Dibarengi dengan senyum yang ramah, mereka menyambut tetamu begitu hangatnya. Keramahan warga sekitar selalu menjadi pemandangan yang lazim dijumpai begitu kita menginjakkan kaki di Negeri Gajah tersebut.


Negara seluas 510 ribu kilometer persegi ini memang dikenal sebagai kawasan yang kaya dengan sumber daya alam, kebudayaan yang unik, dan keramahannya yang melekat. Kejelian dalam mengelola sumber daya alam yang dimiliki membuat Thailand kini kesohor dengan pelbagai kawasan wisata potensial. Ada pula yang mengistilahkannya kekuatan pariwisata Thailand dengan sebutan 3 S (sea, sun, dan sand).


Di samping sarat dengan wisata pantai, Negara yang memiliki 76 provinsi ini juga kaya dengan perbukitan maupun pegunungan menawan. Pegunungan maupun perbukitan ini sebagian besar berada di daerah Thailand bagian utara, dengan banyaknya suku-suku gunung ( hill people) yang bermukim di sana.


Pegunungan Utara Thailand , khususnya Chiang Mai, begitu populer di kalangan pelancong domestik maupun mancanegara. Mengunjungi desa suku gunung, begitu alasan utama mereka, selain berwisata sekaligus berpetualang. Tinggal pilih, trekking, menguak rimba nan eksotis sambil menunggangi gajah, menjelajahi ngarai, atau bersafari di kawasan wisata alam lainnya.


Memang, kota terbesar di bagian Utara Thailand ini menawarkan pemandangan alam terbaik di Negara ini. Lembah Sungai Ping yang makmur, sungai yang berkelok-kelok, hamparan sawah nan hijau seluas mata memandang, serta bebukitan memesona menjadikan daerah ini cocok untuk melakukan trekking. Apalagi, salah satu bukit tertinggi di Thailand, Doi Inthanon, juga terdapat di sana.


Kawasan Chiang Dao yang berada di sebelah utara kota Chiang Mai, juga dikenal dengan pegunungan indah dan alami, sejumlah taman nasional, pangkalan gajah, dan sejumlah suku Hmong. Dalam rangka menunjang aktivitas trekking, tersedia sejumlah agen perjalanan yang menawarkan sejumlah paket tur maupun trekking.


Beberapa tempat bahkan ada pangkalan gajah sebagai salah satu alat transportasi komersial, termasuk kota ini. Tak usah takut untuk mencoba menunggangi gajah barang sekali dua. "Don't worry, elephant is vegetarian! " begitu lazimnya sang pawang menghibur kita. Bagi yang tak sanggup mendaki, gajah-gajah ini bakal mengantarkan kemana Anda berkelana. Trekking ke dalam hutan, menyeberangi sungai, atau naik gunung tetap dilayani.


Sebagian besar pengunjung memilih untuk ikut mengikuti kegiatan trekking yang diselenggarakan agensi profesional. Dengan dua pemandu dan peserta antara empat sampai delapan orang dalam satu grup, mereka biasanya memilih paket trekking tiga hari atau lima hari.


Dengan mengendarai jeep atau mobil pick-up, para trekker mendatangi lokasi. Begitu jalanan tak lagi bisa dilalui dengan mobil, petualangan lantas dimulai. Di bawah terik matahari mereka menaiki bukit dan menuruni lereng selama tiga atau empat jam sehari. Selama trekking, para trekker dapat melihat suku gunung, mengendarai gajah, atau berarung jeram dengan menggunakan rakit.


Pusat kegiatan trekking sebagian besar berada di Provinsi Chiang Mai, Provinsi Chiang Rai, dan Provinsi Mae Hong Son. Namun, sejumlah kawasan lainnya, seperti Provinsi Nan dan Provinsi Phitsanulok menyimpan selaksa panorama dan kecantikan alam yang tak kalah menakjubkan.


Bersama keluarga dan orang terkasih, Anda bisa mengunjungi sejumlah Taman Nasional setempat. Aktivitas seperti rafting, trekking, kayaking, canoeing, atau mengendarai gajah dapat menjadi pilihan kegiatan tur Anda. Anda juga dapat menelusuri hutan bebukitan, melintasi Sungai Kwai hingga Kota Sukhothai, atau menikmati pemandangan Taman Nasional Mae Charim. Tak ketinggalan, situs kerajaan, candi, maupun museum menjadi pemandangan lain yang kaya akan nilai-nilai sejarah.


Di samping mengandung hikayat tak berkesudahan, Phitsanulok menyimpan kisah dan cerita panjang tentang keberadaan Thailand sendiri. Kendati sempat tenggelam di bawah kecamuk konflik berkepanjangan dalam kurun 1970-1980, kini kota kelahiran Raja Naresuan ini menjelma menjadi tempat wisata yang menarik untuk didatangi.

Sebagaimana kawasan lain, pesisir utara Thailand juga dikenal dengan aneka makanan hygienes dan bercitarasa tinggi. Sejumlah resto yang mengolah menu-menu terbaik dari Eropa maupun keotentikan citarasa makanan lokal bertebaran di sana. Harmoni kekuatan alam yang menakjubkan, masyarakat setempat yang ramah, dan kehidupan flora dan faunanya yang bersahabat membuat Thailand tak pernah jemu untuk dikunjungi.


"Sawasdee Khrap!"

Tidak ada komentar: