Kamis, Juli 17, 2008

The Last Art Decoration

Selama bulan Desember, dunia mulai mempersiapkan diri untuk menyambut perayaan Natal dan Tahun Baru. Hampir setiap kota mempercantik bagian-bagian dirinya mulai dari jalanan, area publik, kafe, restoran, hotel sampai rumah penduduk. Pusat-pusat perbelanjaan berlomba-lomba menghadirkan dekorasi terindah seperti pohon Natal tertinggi dan termewah, lampu-lampu yang cantik dan bahkan mempertemukan anak-anak dengan Santa Claus.

Setiap negara mempunyai ciri khas tersendiri dalam menyambut hari Natal dan Tahun Baru. Di Brasil, orang-orang menghiasi rumah dan toko mereka dengan bermacam-macam bunga indah. Selain itu, seperti belahan dunia lainnya, mereka juga menggunakan pohon cemara dan palem sebagai pohon Natal. Suasana meriah sangat dirasakan pada saat upacara penyambutan Sinterklas atau yang dikenal sebagai Papai Noel oleh masyarakat Brasil.

Tidak seperti di film, Papai Noel tidak datang bersama rusa-rusanya, melainkan datang dengan helikopter dan mendarat di stadion Maracana yang merupakan stadion sepak bola terbesar di dunia. Kunjungan Papai Noel ini selalu disambut dengan pesta meriah yang ditandai dengan ornamen Natal yang memenuhi stadion Maracana. Selain itu, berbagai pesta meriah diadakan di jalanan untuk menyambut hari Natal dan Tahun Baru. Diiringi musik, mereka beramai-ramai berdansa dan menari Samba di jalanan dengan penuh suka cita.

Lain dengan Brasil, hampir setiap rumah di Jerman memasang bunga Advent yang terbuat dari lingkaran tumbuh-tumbuhan hijau. Bunga ini dihiasi dengan pita dan empat lilin yang diikatkan pada dahan cemara. Lilin tersebut dinyalakan satu per satu pada hari Minggu selama empat minggu menjelang Natal (masa Advent).

Kebiasaan lainnya di Jerman adalah menghias pohon Natal dengan buah apel yang digosok sampai mengkilap. Apel yang dipilih adalah apel yang setengah hijau dan setengah merah. Konon, bagian yang hijau adalah simbol kematian. Sementara bagian yang merah adalah simbol kehidupan baru yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada umat manusia melalui kelahiran Putra tunggalnya di hari Natal.

Bagi orang Afrika Selatan, Natal dan Tahun Baru identik dengan perayaan karnaval, tari-tarian, lagu-lagu berirama gembira dan makanan yang serba lezat. Uniknya, mereka terbiasa merayakan pesta akhir tahun ini di pantai. Selain berpesta di pantai, rumah-rumah mereka juga dihiasi dengan lampu-lampu, salju buatan dan kertas-kertas emas. Di dalam rumah, anak-anak menggantungkan kaos kaki panjang mereka sambil berharap akan menemukan hadiah dari Sinterklas di dalamnya.

Di masa Advent, penyanyi koor Natal berkeliling dari rumah ke rumah membawa lilin sambil bernyanyi, ada pula yang berpantomin. Pada tanggal 26 Desember (dikenal juga dengan sebutan Boxing Day), masyarakat setempat membagikan kotak-kotak berisi makanan dan bingkisan kecil kepada para tuna wisma dan masyarakat miskin.

Di Jepang, jalan-jalan utama, terutama di kota Yokohama dihiasi dengan aneka lampu yang gemerlap. Para pemilik toko turut menghiasi etalase dengan dekorasi meriah. Di rumah-rumah, biasanya mereka memasang pohon di ruang tamu yang kemudian dihiasi lampu berwarna terang. Pada hari Natal, mereka menyantap makan malam bersama dengan menu istimewa, ayam kalkun. Kue-kue Natal yang disajikan juga dirias dengan bunga dan pohon cemara dari gula-gula.

Mal-mal di kota Bangkok, Thailand, juga tampak meriah saat Natal dan Tahun Baru tiba. Selain dihiasi dengan dekorasi, uniknya, di berbagai sudut kota juga terpampang gambar Raja Thailand Bhumibol Adulyadej dalam sebuah bingkai yang dihiasi bunga. Maklum, Raja Bhumibol memperingati hari lahirnya yang jatuh setiap tanggal 5 Desember.

Tidak ada komentar: