Dapur Babah menyuguhkan akulturasi Jawa, peranakan, dan Belanda. Tiga budaya ini berpadu, baik dalam suasana resto maupun dalam citarasa masakannya. Dapur Babah dilengkapi dengan Tao Bar, sebuah ruangan yang mampu menampung hingga 60 orang. Ada pula private room yang bernama Ruang Megawati. Eksotisme restoran ini telah menyita perhatian penggemar citarasa masakan masa lalu.
Bagi Anda yang tak asing lagi dengan santapan fusion modern, keotentikan makanan Dapur Babah seperti menghadirkan kenangan masa lalu yang terlupakan. Aneka jajanan rakyat yang dikemas dalam toples antik melengkapi menu-menu khas, seperti Cumi Cabe, Bubur Tauco yang khas China, Nasi Rawon, Sop Buntut, hingga Gado-gado. Untuk ragam sup atau hidangan berkuah berada dalam kelompok “Soepen”. Ada Tomatensoep (sup tomat Belanda), Erwtensoep (sup sayur Belanda), dan Bakso Kota Lama (isinya bakso ikan/daging/udang, mi, dan tahu isi).
Sebagai hidangan komplit untuk masa-masa teramat istimewa di zaman Belanda, terhidang Nasi Tumpeng Grand Selamatantafel. Nasinya terdiri dari nasi pandan, nasi kuning dan nasi putih yang ditanak dalam dandang. Beberapa iringannya adalah Fricadel van Groote Garnalen (udang windu isi perkedel udang), Dendeng, Oseng-oseng Gendjer. Keaslian masakan yang tetap dipertahankan ini akan membuat santap makan Anda terasa penuh kesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar